JAKARTA — Perusahaan penyiaran dan media digital Amerika-Kanada, Vice Media Group tengah bersiap untuk mengajukan kebangkrutan di tengah gejolak ekonomi yang terjadi.
Hal ini karena kondisi ini terjadi imbas dari perlambatan ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat dan adanya penurunan pendapatan periklanan.
BACA JUGA:
"Vice Media Group telah melakukan evaluasi secara komprehensif atas alternatif dan perencanaan strategis. Perusahaan, dewan dan pemangku kepentingannya terus berfokus untuk menemukan jalan terbaik bagi perusahaan," ujar juru bicara perusahaan, dilansir Reuters, Selasa (2/5/2023).
Pada saat yang sama, perusahaan media itu tengah mempertimbangkan untuk menjual sahamnya sebagai upaya menghindari kebangkrutan. Adapun 5 perusahaan disebut tertarik untuk membeli saham Vice.
BACA JUGA:
Apabila kebangkrutan terjadi, Fortress Investment Group selaku pemegang kreditur utama yang akan mengurusnya.
Vice Media termasuk di antara sekelompok perusahaan media digital yang berkembang pesat yang pernah memiliki valuasi yang tinggi karena menargetkan generasi milenial sebagai penonton.
Itu menjadi terkenal bersama salah satu pendirinya yang provokatif, Shane Smith, yang membangun kerajaan medianya dari satu majalah Kanada.
Gejolak ekonomi pun membuat perusahaan berada pada posisi yang sulit. Pekan lalu, Vice Media juga dikabarkan akan membatalkan program TV populer "Vice News Tonight" sebagai bagian dari restrukturisasi yang lebih luas. Pembatalan tersebut pun disebut akan menyebabkan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Perusahaan media memang tengah berjuang untuk menghadapi penurunan pendapatan iklan.
Awal bulan ini, BuzzFeed Inc (BZFD.O) mengatakan akan menutup divisi beritanya, perusahaan media tersebut juga akan memberhentikan sekitar 180 karyawan atau sekitar 15% karyawan dari divisi bisnis, konten, teknologi dan administrasi.
(Zuhirna Wulan Dilla)