JAKARTA — Perusahaan ritel peralatan rumah tangga asal Amerika Serikat, Bed Bath & Beyond Inc (BBBY.O) mengajukan perlindungan kebangkrutan Chapter 11 pada Minggu, 23 April 2023 waktu setempat.
Hal ini dilakukan setelah pengecer barang rumah tangga ini gagal mengamankan dana untuk tetap bertahan. Perusahaan pun telah memulai penjualan likuidasi.
BACA JUGA:
Adapun perusahaan Bed Bath & Beyond merupakan pengecer barang-barang rumah tangga paling populer pada tahun 1990-an. Bahkan, perusahaan ini dinobatkan sebagai tujuan utama untuk membeli perlengkapan bayi bagi pasangan suami istri yang baru menikah.
Namun, perusahaan tersebut mulai melihat adanya permintaan yang menurun pada beberapa tahun terakhir karena strategi merchandising yang dijalankan untuk menjual lebih banyak produk bermerek gagal.
BACA JUGA:
Dengan demikian, perusahaan pun mengganti strategi untuk mendatangkan lebih banyak merk nasional yang diakui pembeli. Kendati demikian, langkah tersebut tetap gagal dan perusahaan melaporkan kerugian sekitar USD393 juta setelah penjualan anjlok 33% untuk kuartal yang berakhir 26 November.
Pengecer yang berbasis di Union, New Jersey ini mengajukan kebangkrutan di pengadilan Distrik New Jersey, dengan mencantumkan perkiraan aset dan kewajibannya dalam kisaran USD1 miliar dan USD10 miliar, berdasarkan pengajuan pengadilan.