Dari investigasi, lanjut Erick, akan menggambarkan ada tidaknya kesalahan SOP yang diterapkan manajemen Angkasa Pura Aviasi.
“Apakah ada kesalahan ya mungkin saja, nanti kita lihat hasilnya, tapi proses pertemuan keluarga dengan Angkasa Pura Aviasi terjadi. Saya tentu sebagai Menteri, saya turut berduka cita dengan kejadian yang saya rasa kurang baik,” tuturnya.
Adapun komposisi saham Bandara Internasional Kualanamu terbagi atas 51 persen milik Angkasa Pura Aviasi, anak usaha dari PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney. Sementara, 49 persen dimiliki GMR Airport International, perusahaan asal India.
Dengan kepemilikan saham itu, Bandara Kualanamu dikelola dua entitas melalui skema kerja sama Bangun-guna-serah atau Build Operate Transfer (BOT).
(Taufik Fajar)