JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut MRT sebagai cerita sukses yang sudah terwujud dari salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN).
“Kereta api yang sudah dirasakan dan sudah membuat lanskap Jakarta berubah yaitu MRT. MRT ini baru Selatan sampai Ke Pusat, Pusat sampai dengan Utara,Timur, Barat sedang dalam proses studi,” ungkap Airlangga saat ditemui dalam Media Gathering Sewindu KPPIP di Jakarta, Senin (8/5/2023).
Hal itu karena pembangunan MRT di Jakarta turut serta mendorong peningkatan perekonomian nasional dan daerah. Terlihat dariinvestasi MRT di DKI Jakarta yang menciptakan nilai tambah baru, kesempatan kerja bagi perekonomian dengan total 502 ribu per tahun, mempersingkat waktu tempuh hibgga bisa meningkatkan kualitas hidup para penggunanya.
Dengan regulasi pendukung yang tepat, potensi penerimaan pemerintah juga dapat bertambah dari Land Value Capture.
Di mana tercatat rata-rata nilai lahan akibat pembangunan MRT Jakarta Fase 1 naik sebesar 5,1%. Kemudian adapun potensi penerimaan Land Value Capture yang diprediksi di tahun 2023 -2069 fase 1 dan fase 2 yaitu sebesar Rp62,1 triliun.
Sementara itu, Direktur Utama PT MRT Jakarta, Tuhiyat mengatakan bahwa MRT Fase 1 yang sudah berjalan telah melayani 70 juta penumpang. Akan tetapi jumlah tersebut dinilai terlalu sedikit.
“Fase 1 kita sudah berjalan sekarang dari lebak bulus-hotel Indonesia dari 4 tahun silam pada saat presiden meresmikan itu sudah 70 juta penumpang kita layani dan sebetulnya 70 juta itu terlalu sedikit kenapa? karena kita ada 2,5 tahun kira-kira pandemi dititik paling rendah penumpang pada saat itu sampai dengan selesai kita lanjut sekarang perjalanannya kearah Cikarang yaitu 12 km ke arah Utara itu dibagi dua dengan kota, sekarang progresnya dehold itu sekitar 23 persen,” pungkasnya.
Dirinya juga mengungkapkan bahwa kehadiran MRT sejak 2013 silam telah membuat ranking Jakarta sebagai kota termacet turun.
“Pembangunan MRT sejak 2013 silam sepertinya sudah 15 tahun kebelakang Saya bagian pelaku sejarah, MRT hadir ada beberapa hal, pertama tahun 2013 itu Jakarta tercatat kota Termacet nomor 4 termacet di dunia, adapun Surabaya kedua. Namun sekarang posisi itu turun ke 29, oleh karena itu kami mengajak warga masyarakat kita sama sama menggunakan fasilitas publik,” ungkap Tuhiyat.