Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Daftar Utang 4 BUMN Karya di 2023, Waskita (WSKT) Terbesar!

Suparjo Ramalan , Jurnalis-Senin, 15 Mei 2023 |13:24 WIB
Daftar Utang 4 BUMN Karya di 2023, Waskita (WSKT) Terbesar!
Waskita Karya. (Foto: Waskita)
A
A
A

JAKARTA - Perusahaan BUMN konstruksi masih menanggung utang atau liabilitas bernilai jumbo.

Hingga akhir Maret 2023 ada empat perusahaan negara yang membukukan utang hingga puluhan triliun rupiah.

 BACA JUGA:

Empat BUMN Karya terdiri dari PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, (WIKA), PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, (PTPP), dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk, (ADHI).

Berikut rincian utang empat BUMN Karya di Kuartal I/2023 berdasarkan laporan keuangan masing-masing perusahaan:

1. Waskita Karya

 

BUMN bersandi saham WSKT ini membukukan liabilitas, termasuk utang, senilai Rp84,37 triliun per 31 Maret 2023. Jumlah tersebut mengalami kenaikan dari posisi 31 Desember 2022 yang berada di angka Rp83,98 triliun.

 BACA JUGA:

Dari laporan keuangan pada Kuartal I/2023, WSKT mencatatkan utang jangka pendek sebesar Rp21,23 triliun. Sedangkan utang jangka panjang berada di posisi Rp63,13 triliun.

Dari laporan keuangan tersebut, kondisi keuangan Waskita Karya tidak kunjung membaik. Di lain sisi, utang perusahaan tercatat naik, namun pendapatan usaha justru turun tipis atau 0,36% menjadi Rp2,73 triliun.

Perusahaan juga mencatatkan rugi bersih senilai Rp374,93 miliar, meski turun 54,86% dibandingkan dengan periode yang sama 2022 yaitu Rp830,63 miliar.

2. Wijaya Karya

Jumlah liabilitas, termasuk utang, Wijaya Karya mencapai Rp55,76 triliun. Angka tersebut membuat emiten bersandi saham WIKA itu menduduki posisi kedua setelah WSKT, sebagai BUMN konstruksi dengan status terbuka (Tbk) yang membukukan utang bernilai fantastis.

Dari laporan keuangan per 31 Maret tahun ini, WIKA mencatatkan utang jangka pendek sebesar Rp34,07 triliun. Sedangkan liabilitas jangka panjang senilai Rp21,69 triliun.

Pada Kuartal I/2023, WIKA rugi bersih hingga Rp521,26 miliar. Capaian ini ambruk sebesar 39.124% dibanding realisasi periode yang sama tahun sebelumnya yang mendulang laba sebesar Rp1,33 miliar.

Namun pendapatan tersebut tergerus beban pokok yang naik signifikan sebesar 43,44% dari Rp2,8 triliun di kuartal I-2022 menjadi Rp4,02 triliun.

Ditambah lagi beban usaha tiga bulan pertama ini yang membengkak luar biasa, yakni 200,44 persen menjadi Rp236,81 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu Rp78,82 miliar. Sehingga laba usaha kuartal I ini merosot drastis menjadi Rp86,30 miliar dari sebelumnya Rp279,30 miliar.

3. PT Pembangunan Perumahan

PTPP membukukan liabilitas, termasuk utang hingga 31 Maret tahun ini senilai Rp43,81 triliun. Jumlah tersebut meningkat dari posisi 31 Desember 2022 yang berada di angka Rp42,79 triliun.

Utang tersebut merupakan akumulasi dari utang jangka pendek sebesar Rp26,61 triliun dan utang jangka panjang yang mencapai Rp17,19 triliun.

Pada periode Januari-Maret 2023, perusahaan membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 4,36 triliun. Angka itu naik tipis 1,94 persen dibandingkan periode yang sama 2022 yakni Rp 4,28 triliun.

Di sisi beban pokok pendapatan, tercatat naik tipis menjadi Rp3,8 triliun. Pada kuartal I/2022 sebelumnya, PTPP mencatat beban pokok pendapatan senilai Rp3,73 triliun.

4. Adhi Karya

ADHI menduduki posisi keempat sebagai emiten konstruksi pelat merah yang mencatat utang jumbo. Dari laporan keuangan per 31 Maret 2023, utang perusahaan, termasuk liabilitas, sebesar Rp30,29 triliun.

Adapun utang jangka pendek perusahaan nilai Rp23,37 triliun. Sedangkan utang jangka panjang mencapai Rp6,91 triliun.

Untuk pendapatan, ADHI membukukan penurunan pendapatan pada kuartal I-2023. Pendapatan usaha pada tiga bulan pertama ini menjadi Rp2,67 triliun atau melorot 29,55% dibanding kuartal I-2022 sebesar Rp3,79 triliun.

Adapun beban pokok pendapatan membengkak menjadi Rp2,33 triliun di periode akhir Maret 2023 dibanding tiga bulan pertama tahun lalu yang sebesar Rp3,46 triliun. Sehingga diperoleh laba bruto Rp333,41 miliar.

Total beban usaha tercatat naik dari Rp154,12 miliar di kuartal I-2022 menjadi Rp162,20 miliar di kuartal I-2023. Sementara laba usaha pada Januari-Maret ini sebesar Rp171,20 miliar atau susut dibanding sebelumnya di periode yang sama 2022 sebesar Rp175,34 miliar.

(Zuhirna Wulan Dilla)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement