Namun apabila disandingkan dengan kinerja perusahaan tahun 2020. Catatan Pertamina capaian laba bersih di tahun 2022 meningkat 3 kali lipat. Tahun 2020 laba bersih mencapai USD1,05 miliar atau sekitar Rp15 triliun.
Menurut Nicke kinerja positif Pertamina didukung Menteri BUMN Erick Thohir diantaranya, dengan melakukan program Cost Optimization, termasuk didalamnya ada cost efisiensi yang dilakukan pada tahun 2022 hingga pembentukan holding dan sub holding Pertamina.
"Ditahun 2020 kita berhasil menciptakan Cost Optimization sebesar USD1,3 miliar, tahun 2022 kita lakukan lagi, ada penghematan yang kita lakukan, jadi penghematan operasional, semua produksi naik, sehingga terjadi penghematan dari hulu ke hilir," sambung Nicke.
Di samping itu pasca pembentukan Holding – Sub Holding, menurut Nicke Pertamina bisa lebih fokus dalam menjalankan masing-masing lini bisnisnya.
"Setelah terbentuknya holding dan sub holding, maka sub holding ini fokus bekerja dengan pekerjaan masing-masing, dan dengan demikian mereka bisa melakukan investasi yang produktif akhirnya ada peningkat pendapatan. Sehingga inilah yang men-drive revenue kita meningkat secara signifikan," pungkasnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)