JAKARTA - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk mengajukan penundaan pembayaran pokok dan bunga utang kepada perbankan. Kementerian BUMN mendukung upaya tersebut karena dipandang bisa memperbaiki struktur keuangan perusahaan.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga optimis bila perbankan sebagai kreditur BUMN Karya itu akan menerima penundaan utang yang sudah diajukan emiten bersandi saham WIKA.
Menurutnya, permasalahan keuangan dan utang WIKA tidak serumit yang dihadapi PT Waskita Karya (Persero) Tbk, (WSKT). Sehingga, dia optimis opsi penundaan pembayaran utang bisa diterima kreditur.
"Sepakat, sejalan karena enggak terlalu berat dibandingkan Waskita. Artinya pasti teman-teman di perbankan juga pasti melihat kondisi keuangan dan sebagainya di WIKA sih, mereka pasti bisa terima," ujar Arya saat ditemui di Kementerian BUMN, ditulis Rabu (24/5/2023).
WIKA memang membukukan jumlah liabilitas, termasuk utang, hingga kuartal I/2023 sebesar Rp55,76 triliun.
Angka tersebut membuat emiten konstruksi pelat merah ini menduduki posisi kedua setelah Waskita Karya, sebagai BUMN konstruksi dengan status terbuka (Tbk) yang membukukan utang bernilai fantastis.
Dari laporan keuangan per 31 Maret tahun ini, WIKA mencatatkan utang jangka pendek sebesar Rp34,07 triliun. Sedangkan liabilitas jangka panjang senilai Rp21,69 triliun.