JAKARTA - Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament (Apsyfi) menyayangkan praktik impor kain dan benang masih marak terjadi di pelabuhan.
Alhasil, mengancam keberlangsungan industri di dalam negeri.
BACA JUGA:
Ketua Umum APSyFI Redma Wirawasta mengatakan, praktik impor kain dan benang sudah berlangsung sejam 5-7 tahun belakangan. Namun, tindakan pemerintah dalam memberantas oknum nakal tersebut makin kesini makin surut.
"Yang kita liat cukup efektif (upaya pemerintah) itu yang pakaian bekas. Artinya kalau kita lihat barang-barang masuk yang baru itu sudah mulai berkurang. Tapi untuk kain dan benang itu sampai sekarang belum ada tindakan yang riil," ujar Redma di saat berdiskusi IDX Channel, Rabu (24/5/2023).
BACA JUGA:
Lebih lanjut dia memaparkan, kain dan benang impor yang masuk di pelabuhan rerata dalam bentuk borongan dan under invoice.