JAKARTA — Bank Amerika Serikat Goldman Sachs kembali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya. Kebijakan PHK diambil imbas perlambatan ekonomi yang membebani perusahaan karena pendapatan perdagangan diprediksi bisa turun hingga 25% pada kuartal ini.
"Latar belakang makro sangat menantang," ujar Presiden dan Chief Operating Officer Goldman, John Waldron kepada para investor dalam sebuah konferensi, dilansir Reuters, Jumat (2/6/2023).
Sumber yang mengetahui rencana ini mengatakan Goldman akan memangkas kurang dari 250 karyawan dalam beberapa pekan ke depan.
Waldron mengatakan, PHK terbaru ini akan membantu raksasa Wall Street ini mencapai target pengurangan beban penggajian sebesar USD600 juta atau setara Rp8,9 miliar (asumsi kurs Rp14.908) yang ditetapkannya di bulan Februari.
Selain itu, Waldron juga memperkirakan pendapatan pasar untuk ekuitas dan pendapatan tetap turun 25% di kuartal II tahun 2023 dibandingkan dengan tahun sebelumnya ketika faktor-faktor makro, seperti kenaikan suku bunga dan perang di Ukraina, telah mendorong perdagangan pendapatan tetap dan komoditas.
Sebelumnya, unit pasar global Goldman mencatat kenaikan pendapatan 32% pada kuartal II tahun 2022. Hal ini didukung dengan pendapatan pendapatan tetap, komoditas, dan perdagangan mata uang melonjak 55%, sedangkan pendapatan ekuitas naik 11%.
"Jika Anda berpikir tentang perbankan dan pasar global, aktivitas pasar modal lebih lesu. Bisnis yang berorientasi pada pasar, ekuitas, dan pendapatan tetap, tingkat aktivitasnya lebih tidak bergairah," kata Waldron.
Komentar-komentar ini senada dengan komentar-komentar dari para pesaing di Wall Street. Co-presiden Morgan Stanley, Andy Saperstein memperkirakan kinerja perdagangan akan sangat turun pada kuartal II tahun 2023 dibandingkan tahun sebelumnya. “Perbankan investasi juga tertekan," ungkapnya.
Waldron juga mengatakan, Goldman Sachs sedang menjalankan proses penjualan bisnis fintech GreenSky dan diperkirakan menelan biaya penurunan nilai atas goodwill senilai USD500 juta di bisnis ini.
"Karena pasar telah melemah, kami telah memantau apakah goodwill tersebut harus diturunkan nilainya dalam jangka waktu tertentu," pungkasnya.
Sebagai informasi, Goldman Sachs telah melakukan PHK terhadap 3.200 karyawan pada Januari. Ini menjadi pengurangan jumlah karyawan terbesar sejak krisis keuangan 2008.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)