Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kisah Keiichi Shibahara, Merawat Lansia Kini Jadi Orang Terkaya Berharta Rp25,3 Triliun

Hana Wahyuti , Jurnalis-Rabu, 07 Juni 2023 |13:02 WIB
Kisah Keiichi Shibahara, Merawat Lansia Kini Jadi Orang Terkaya Berharta Rp25,3 Triliun
Kisah Keiichi Shibahara Miliarder Jepang (Foto: Forbes)
A
A
A

JAKARTA - Ini kisah Keiichi Shibahara yang menjadi miliarder setelah membantu para lansia selama pandemi Covid-19. Diketahui pria ini berusia 58 tahun itu telah mengantongi kekayaan bersih mencapai USD 1,7 Miliar atau setara dengan Rp25,3 Triliun.

Siapa kah sosok pria kaya raya yang membantu lansia semasa pandemi covid-19? Ini kisahnya.

Keiichi Shibahara merupakan seorang CEO Amvis Holdings Inc. yang membuat dirinya menjadi orang kaya baru karena telah merawat para lansia.

Selama covid -19 rumah sakit di Jepang fokus merawat pasien Covid-19, sehingga banyak orang lanjut usia (lansia) di sana memilih pergi ke panti jompo untuk mendapatkan perawatan kesehatan.

Keadaan tersebut tentu memberi keuntungan kepada pendiri perusahaan yang menawarkan layanan homecare, dukungan keamanan media, rehabilitasi dan layanan serupa lainnya yakni, Amvis Holdings Inc.

Saham perusahaan tersebut mendapati lonjakan lebih dari dua kali lipat sejak Agustus 2020 dan menguat pendiri dan CEO Amvis Holdings Inc Keiichi Shibahara menjadi miliarder. Dengan demikian kepemilikan saham Amvis sebanyak 77%. Pria berusia 58 tahun saat ini mengantongi kekayaan bersih mencapai Rp25,3 Triliun.

Amvis telah mengoperasikan 41 panti jompo swasta seluruh di Jepang, dengan lainnya dalam masa proses pembangunan.

"Amvis adalah perusahaan pertama di Jepang yang mendirikan model bisnis hospice dan telah berkembang pesat menjadi perusahaan terkemuka di industri home healthcare dan perawatan," kata Shibahara dikutip dari Forbes.

Hospice care dikenal sebagai perawatan paliatif, yang telah menawarkan klien atau pasien stadium terminal atau sakit parah pada lingkungan yang aman dan penuh perhatian.

Sementara itu, Amvis didirikan pada tahun 2013 setahun setelah pemerintah Jepang menerapkan kebijakan perawatan berbasis rumah, di mana orang-orang dengan penyakit kronis atau disabilitas didorong untuk menerima perawatan di rumah untuk mengurangi beban di rumah sakit.

Menurut Japan Times, proporsi orang berusia 65 tahun atau lebih si Jepang adalah yang tertinggi di dunia, sekitar 28,7% dari total populasi negara itu.

"Di Jepang, perubahan kebijakan pemerintah memaksa orang dengan kanker stadium akhir atau mereka yang menggunakan ventilator untuk dipulangkan dari rumah sakit ke rumah mereka. Situasi ini dipercepat oleh fakta bahwa rumah sakit sibuk menangani pasien yang terinfeksi Covid-19, dan pasien ini berbondong-bondong ke fasilitas yang dioperasikan oleh Amvis," katanya.

Pada awal Agustus lalu, karena jumlah kasus Covid-19 di Jepang meningkat, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga mengumumkan kebijakan untuk membatasi rawat inap pasien virus Corona di rumah sakit hanya pada kasus yang paling serius.

Adapun kinerja keuangan Amvis yang berakhir September 2020 melesat. Pendapatan Amvis meningkat lebih dari 71% menjadi 9,2 miliar yen dari tahun sebelumnya, sementara laba berlipat ganda menjadi 1,2 miliar yen. Dari Oktober 2020 hingga 31 Maret 2021, pendapatan dan laba masing-masing melonjak 66% dan 108% dibandingkan tahun sebelumnya.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement