Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kampanye Hitam Kelapa Sawit, Wapres: Ini Harus Dilawan

Iqbal Dwi Purnama , Jurnalis-Sabtu, 10 Juni 2023 |13:40 WIB
Kampanye Hitam Kelapa Sawit, Wapres: Ini Harus Dilawan
Kampanye hitam kelapa sawit (Foto: Setwapres)
A
A
A

JAKARTA - Industri kelapa sawit Indonesia memiliki kontribusi yang cukup besar bagi perekonomian nasional. Sayangnya, produk turunan kelapa sawit saat ini tengah menghadapi kampanye hitam di pasar global.

Beberapa negara menilai produk turunan sawit asal Indonesia menyumbang emisi karbon yang besar dan dinilai sebagai industri yang tidak ramah lingkungan alias kotor. Sebab saat ini negara-negara maju tengah mendorong upaya percepatan untuk menekan emisi karbon.

Wakil Presiden Maruf Amin menilai, apabila terdapat kampanye negatif terkait produk sawit Indonesia, maka hal itu menurutnya dapat dilawan dengan penyajian data yang lengkap dan faktual sebagai kontra narasi dari kampanye negatif tersebut.

"Sawit buat kita punya makna yang besar, di produk domestik bruto (PDB) kontribusi signifikan sekitar 3%, memang kita menghadapi kampanye hitam, seolah-olah sawit itu tidak baik dan merusak lingkungan ini yang harus dilawan,” kata Wapres dalam pernyataan tertulisnya, Sabtu (10/6/2023).

Terhadap kampanye negatif di tingkat global tersebut, Wapres pun memberi arahan kepada MAKSI (Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia) dan lembaga terkait untuk segera melakukan riset yang berbasis perbandingan guna memberikan informasi kepada masyarakat dunia akan manfaat kelapa sawit, tentunya disamping upaya tetap menjaga keberlangsungan lingkungan.

“Mestinya dibuat perbandingan dengan lahan yang ditanami kelapa sawit, tanaman kedelai, dan bunga matahari, harus kita mulai, sebagai kontra narasi kampanye negatif," lanjut Wapres.

Sebelumnya, Ketua Umum MAKSI Darmono Taniwiryono melaporkan bahwa kampanye negatif terkait sawit dirasakannya cukup meresahkan, karena di lapangan dirinya menyebut masih banyak persepsi negatif mahasiswa terhadap kelapa sawit yang dituding merusak lingkungan.

“Cukup mengejutkan karena masih ada mahasiswa yang menentang sawit, artinya tugas kami untuk bagaimana membuat informasi yang baik dan dapat diterima masyarakat. Itu tantangan kedepan yang kami rasakan,” ungkap Darmono.

Untuk itu, Darmono mengungkapkan bahwa yang dilakukan MAKSI saat ini adalah memberikan informasi yang seluas-luasnya kepada masyarakat akan manfaat kelapa sawit melalui media-media yang popular saat ini.

“Kita dengan humas ini masuk melalui media-media terkini, sekarang ini masyarakat kan itu pegangya handphone, informasi yang MAKSI produksi melaluI games, kuis agar anak-anak suka dengan sawit,” tutupnya.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement