Pembangunan konektivitas di Sumatera melalui JTTS, lanjut Tiko, menumbuhkan geliat ekonomi di pulau paling Barat di Indonesia ini. Pasalnya, keberadaan jalur moda transportasi massal menciptakan pusat-pusat ekonomi baru.
"Kita sudah bisa melihat dengan data bahwa dengan terjadinya Trans Sumatera ini telah banyak pusat-pusat ekonomi baru dan traffic terus meningkat," paparnya.
Adapun pembangunan tahap satu dan dua JTTS menelan anggaran bernilai fantastis. Bahkan, Hutama Karya masih membutuhkan dana negara berupa Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp30 triliun.
PMN senilai Rp 30 triliun belum termasuk pembangunan tahap tiga dan empat JTTS. "Kalau itu kan tahap tiga dan empat, itu belum dihitung, kalau tahap satu dan dua yang sudah dihitung kita masih butuh PMN mungkin sekitar Rp 30 triliun lagi," tutur dia.
Menurutnya, sumber pendanaan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera tidak melulu menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang dikonversi menjadi PMN.
Tiko memastikan pendanaan atas pengerjaan tahap tiga dan empat JTTS bisa melalui Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) atau availability payment (AP).
(Taufik Fajar)