JAKARTA – Tesla membukukan laba setelah melakukan serangkaian pemotongan harga per kendaraan yang terjual. Tesla melaporkan laba yang disesuaikan sebesar USD3,1 miliar atau 91 sen per saham naik sebanyak 20% dari kuartal kedua tahun lalu.
Kemudian margin laba juga lebih baik dari yang diperkiran yakni sebesar 18,2%. Meskipun margin laba masih lebih kecil dari tahun lalu karena serangkaian pemotongan harga yang diumumkan perusahaan sejak awal tahun ini.
Setahun yang lalu, margin Tesla adalah 25%, dan bahkan melaporkan margin laba 19,3% pada kuartal pertama, ketika pertama kali mulai menerapkan pemotongan harga. Namun, perkiraannya adalah bahwa pemotongan harga yang berkelanjutan akan menurunkan margin keuntungan di bawah 17% pada kuartal terakhir.
Sementara itu, pendapatan otomotif naik sebanyak 47%. Hal tersebut tidak termasuk pendapatan dari penjualan kredit regulasi. Namun, angka tersebut masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan lonjakan jumlah kendaraan yang terjual sebesar 83%, sebuah pertanda bahwa Tesla terus mendapat permintaan yang lebih besar terhadap mobil-mobilnya meskipun dengan harga yang lebih rendah.
Penurunan harga ini dilakukan karena perusahaan menghadapi persaingan ketat dalam penawaran mobil listrik dari produsen mobil yang sudah mapan, serta kenaikan suku bunga yang menaikkan biaya pembelian mobil bagi sebagian besar pembeli, serta adanya ketidakpastian ekonomi.
"Margin operasi kami tetap sehat bahkan dengan penurunan harga di Q1 dan awal Q2," kata perusahaan dalam sebuah pernyataan, dilansir dari CNN Business di Jakarta, Kamis (20/7/2023).
Selain itu, perusahaan mengatakan bahwa hal ini dicapai dalam usaha pengurangan biaya yang sedang berlangsung, peningkatan produksi yang berkelanjutan pada pabrik-pabrik di Jerman dan Texas yang dibuka tahun lalu, dan kinerja yang kuat di bisnis-bisnis lainnya, termasuk energi dan jasa.
"Tantangan di masa-masa yang tidak menentu ini belum berakhir, tetapi kami yakin bahwa kami memiliki bahan-bahan yang tepat untuk kesuksesan jangka panjang," ujar laporan keuangan perusahaan.
Elon Musk selaku CEO perusahaan juga memberi pernyataan dalam sebuah panggilan telepon dengan para investor bahwa perusahaan ini sedang dalam diskusi awal dengan produsen mobil besar lainnya untuk melisensikan teknologi full self-driving (FSD).
"Jadi kami tidak mencoba untuk menyimpan ini untuk diri kami sendiri. Kami dengan senang hati melisensikannya kepada orang lain," ucap Elon Musk, tanpa memberikan rincian lebih lanjut tentang penggunaannya.