Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Bukan Nakut-nakutin, Ekonomi RI Mulai Meriang Dampak Pelemahan Global

Michelle Natalia , Jurnalis-Senin, 24 Juli 2023 |15:05 WIB
Bukan Nakut-nakutin, Ekonomi RI Mulai Meriang Dampak Pelemahan Global
Sri Mulyani Bicara soal Ekonomi RI (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membawa kabar kurang baik bagi ekonomi Indonesia. Dia mengingatkan untuk mewaspadai perlambatan ekonomi global yang bisa berdampak pada ekonomi Indonesia.

Sebab, Sri Mulyani membeberkan bahwa ada beberapa indikator penyumbang ekonomi Indonesia terkena rembesan pelemahan ekonomi global.

"Tanda-tanda terjadinya rembesan dari pelemahan global sudah mulai terlihat dari beberapa indikator kita," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KITA edisi Juli 2023 secara virtual di Jakarta, Senin (24/7/2023).

Lalu apa saja indikator pelemahannya? Sri Mulyani tidak menjelaskan secara detil, namun dirinya menjabarkan beberapa laporan indikator ekonomi seperti permintaan dalam negeri yang masih terlihat optimisme yang cukup menggembirakan.

"Masyarakat dari sisi optimismenya masih terlihat sangat tinggi, indeksnya di 127,13," ucapnya.

Kalau dilihat secara mendalam, masyarakat yang belanja menggunakan kartu kredit yang diukur oleh Mandiri Spending Index, kembali terjaga normal di 156,1. Angka ini sangat tinggi dibandingkan dengan baseline 100.

"Indeks penjualan riil juga tumbuh tinggi hingga 8,0% yoy di Juni 2023. Ini yang memberikan suatu keyakinan bahwa konsumsi, paling tidak yang tercapture dari beberapa indikator ini, masih akan terekam kuat hingga bulan Juni," katanya.

Tak hanya itu, Purchasing Managers' Index (PMI) Indonesia terus ekspansif dan akseleratif di posisi 52,5, sesudah sempat agak menurun mendekati 50. Angka ini konsisten ekspansi dalam 22 bulan berturut-turut.

"Konsumsi listrik bisnis tumbuh kuat double digit hingga 13% yoy di Juni 2023, namun listrik industri melambat, terkontraksi hingga -5,3% yoy. Ini tentu harus kita lihat korelasinya dengan impor yang menurun terutama impor untuk barang-barang bahan baku dan bahan modal yang mempengaruhi sektor industri," ujarnya.

Konsumsi semen domestik juga terkontraksi -0,3% yoy sesudah bulan lalu melonjak tinggi sekali. "Ini karena ada koreksi jumlah hari, karena terjadinya jumlah hari libur pada bulan-bulan sebelumnya, yang terkoreksi pada bulan Mei dan di bulan Juni terkoreksi kembali," tambah Sri.

Dia mengatakan, dari semua indikator ini, di satu sisi optimisme memberikan keyakinan bahwa hingga kuartal II-2023 nampaknya berbagai indikator Indonesia masih cukup positif. Namun tetap terjadi tanda-tanda rembesan dari pelemahan global yang mulai terlihat dari beberapa indikator tersebut.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement