JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat masih ada 38 Proyek Strategis Nasional (PSN) yang belum rampung dari target 125 PSN. Di tahun ini ditargetkan ada 5 proyek jalan tol yang akan rampung.
Proyek yang menjadi target penyelesaian yaitu 5 proyek ruas jalan tol yang mencakup Jalan Tol Sigli-Banda Aceh, Tol Cimanggis-Cibitung, Tol Pasuruan-Probolinggo, Tol Cibitung-Cilincing, dan Tol Cinere-Jagorawi.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan, 87 Proyek Strategis Nasional (PSN) sudah beres dibangun dari target 125 PSN yang diamanahkan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
“Hingga Juli 2023 ini, kami telah dapat Alhamdulillah menyelesaikan 87 Proyek Strategis Nasional, 70% dari keseluruhan target yang telah ditetapkan,” kata Basuki dalam gelaran 'Conference on National Strategic Projects (PSN)' dikutip dari Antara, di Jakarta, Rabu (26/7/2023).
Adapun 87 PSN yang telah diselesaikan tersebut mencakup 36 bendungan, 2 proyek irigasi, 27 ruas jalan tol, 4 ruas jalan non tol, 3 sistem penyediaan air minum (SPAM), 7 proyek perumahan, 7 pintu lintas batas negara (PLBN), dan 1 infrastruktur pendidikan.
Basuki menjelaskan, Kementerian PUPR telah menetapkan 24 proyek PSN yang harus diselesaikan tahun ini. Target proyek itu di antaranya 15 bendungan, 5 ruas jalan tol, 2 proyek perumahan, 1 irigasi, dan 1 pengembangan kawasan industri.
Kemudian untuk 15 proyek bendungan di antaranya, Bendungan Keureuto dan Rukoh di Aceh, Lausimeme di Sumatera Utara, Margatiga di Lampung, Karian di Banten, Cipanas dan Leuwikeris di Jawa Barat, Jlantah di Jawa Tengah, Sidan di Bali, Sepaku Semoi di Kalimantan Timur.
Selanjutnya, Bendungan Temef di Nusa Tenggara Timur, Tiu Suntuk di Nusa Tenggara Barat, Ameroro di Sulawesi Tenggara, Pamukkulu di Sulawesi Selatan, dan Lolak di Sulawesi Utara. Selain bendungan, Kementerian PUPR juga menargetkan penyelesaian proyek irigasi di Daerah Irigasi Lempuing Sumatera Selatan.
Lebih lanjut, Basuki menilai untuk dapat membangun infrastruktur publik yang efektif, perlu memerhatikan dua aspek. Pertama dalam pembangunan infrastruktur, diutamakan infrastruktur yang dibutuhkan oleh masyarakat. Kedua, selain strategi, perlu adanya pengutamaan dalam hal implementasi.
“infrastruktur ini jadi pondasi dalam rangka Menko Perekonomian mendesain pertumbuhan ekonomi di Indonesia, apapun yang didesain kalau nggak ada infastruktur pasti tinggal hanya gagasan,” katanya.
(Feby Novalius)