JAKARTA – Bank Indonesia dinilai memiliki ruang untuk menahan suku bunga acuan ketika The Fed menaikkan fed rate. Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengungkapkan bahwa kenaikan suku bunga FFR (Fed Fund Rate) sebesar 25bps ke level 5,50% sudah diperkirakan oleh para pelaku pasar.
Sehingga, kinerja Dollar terhadap mata uang utama yaitu dollar index cenderung bergerak flat, dan bahkan mengalami pelemahan setelah pengumuman tersebut.
Dikatakan Josua, salah satu pendorongnya adalah pernyataan dari Chairman Fed, Jerome Powell, yang menyatakan bahwa kenaikan suku bunga Fed dalam jangka pendek akan sangat bergantung pada kondisi perekonomian AS terkini.
"Pernyataan tersebut berimplikasi bahwa bila tren penurunan inflasi AS berlanjut dalam beberapa bulan ke depan, maka Fed berpotensi untuk menahan suku bunganya di level 5,50% hingga akhir tahun 2023," jelasnya kepada MNC Portal Indonesia, Kamis (27/7/2023).
Menurut Josua, dampak dari kebijakan kenaikan suku Bunga The Fed itu di antaranya adalah ruang yang lebih luas bagi BI untuk mempertahankan suku bunganya.
Seperti diketahui, pada RDG BI bulan Juli ini, BI masih mempertahankan tingkat suku bunga acuan BI7RR di tengah proyeksi BI bahwa Fed masih akan menaikkan suku bunganya hingga 5,75% hingga akhir tahun ini.