Berbeda dengan saat ini, di mana tabungan anak muda hanya berbentuk nominal angka saja yang bisa dilihat melalui smartphone. Alhasil, dalam melakukan transaksi semakin mudah.
"Jadi enggak tahu juga tiba-tiba sisa berapa. Kalau dulu kita uangnya fisik, bisa dilihat, buat naik bemo berapa, makan siang berapa, sisa berapa. Jadi konteksnya beda, anda bisa investasi macam-macam, dulu mahasiswa kita baru diajari trading saham," ujarnya.
Dia menyarankan generasi muda mampu menjaga kesehatan finansialnya dengan mengukur setiap transaksinya hingga mampu berinvestasi pada tempat-tempat yang menguntungkan. Sehingga, pembiayaan bagi negara juga terjaga.
"Setiap generasi punya peran penting memperjuangkan, membangun, mengusahakan, dan membiayai pembangunan, karena setiap kita, semua kondisi, ekonominya mungkin berbeda-beda tapi untuk pembangunan berkelanjutan dibutuhkan pembiayaan tapi juga dibutuhkan sektor keuangan yang stabil tapi juga dalam," tegasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)