JAKARTA - Viral di media sosial soal lima orang lulusan baru (fresh graduate) gagal mendapatkan pekerjaan karena memiliki kredit macet. Hal itu disampaikan akun @kawtuz.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira meminta para pengguna paylater khususnya anak muda untuk tidak menyepelekan pembayaran cicilan.
"Anak muda terutama yang baru mencoba paylater jangan menyepelekan untuk sengaja tidak bayar cicilan. meski paylaternya Rp100 ribu, jangan karena sedikit lalu tidak bertanggung jawab sengaja menghindar dari kewajiban melunasi pinjaman," kata Bhima kepada MPI, Rabu (23/8/2023).
Menurutnya saat ini banyak anak muda yang fear of missing out (FOMO) sehingga seringkali menggunakan paylater padahal kondisi keuangan mereka mencukupi.
"Sedikit-sedikit paylater, padahal mampu, terutama terjadi di kalangan mahasiswa," ujarnya.
Bhima menambahkan, jika tidak dalam kondis terdesak sekali, sebaiknya jangan gampang mengajukan kredit ke pinjaman online (pinjol) atau paylater, apalagi untuk kebutuhan yang sifatnya gaya hidup atau konsumtif.
Sebab, lanjut Bhima, kredit skor yang buruk bisa menghambat anak-anak muda mendapatkan pekerjaan karena perusahaan bisa mengajukan nama pelamar kerja ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk dicek track record kelancaran pinjaman nya.
"Sah-sah saja sebenarnya perusahaan akses SLIK OJK untuk memahami track record calon pegawai. Terutama perusahaan di sektor jasa keuangan. Untuk menilai tanggung jawab. Apalagi kalau kredit macetnya kecil misal Rp200-Rp300 ribu," tutur Bhima.
Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Friderica Widyasari Dewi mengatakan, buy now pay later (BNPL) sudah terhubung dengan SLIK.
Menurutnya, OJK segera membuat pusat data Fintech Lending (Pusdafil). Dengan terbentuknya pusat data ini, nantinya pengajuan pinjaman online (pinjol) akan terintegrasi dengan Sistem Layanan Informasi Keuangan atau SLIK OJK. Hal tersebut tentu akan menjadi masalah bagi debitur yang sering nunggak tagihan.
"Bagusnya semua terintegrasi, ga bagusnya buat mereka yang bermasalah di pinjol itu masuk ke SLIK," kata Friderica kepada awak media beberapa waktu lalu.
Dia menyebut salah satu dampaknya adalah kredit skor seseorang akan berpengaruh pada saat ia mendapatkan beasiswa hingga saat melamar pekerjaan. Bahkan dia mencontohkan sebelumnya ada sejumlah anak muda yang gagal mendapatkan pinjaman karena kredit skor yang buruk.
"Beberapa bank ini mengeluhkan tanda kutip ke kami ini anak-anak muda banyak yang harusnya ngajuin KPR (Kredit Perumahan Rakyat) rumah petama, yang lebih penting kan rumah, tapi ga bisa karena ada utang di paylater. Jadi itu musti hati-hati. Itu nyata sih disekitar kita" pungkasnya.
(Taufik Fajar)