Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kerugian Kebakaran Hawaii Ditaksir Tembus Rp91,2 Triliun

Kharisma Rizkika Rahmawati , Jurnalis-Jum'at, 25 Agustus 2023 |16:07 WIB
Kerugian Kebakaran Hawaii Ditaksir Tembus Rp91,2 Triliun
Kerugian akibat kebakaran hawaii (Foto: Newyorkpost)
A
A
A

JAKARTAKerugian ekonomi akibat kebakaran hutan dahsyat di Hawaii diperkirakan mencapai USD6 miliar, menurut Moody's RMS.

Melansir CNN Business di Jakarta, Jum'at (25/8/2023), lalu kebakaran yang menewaskan sedikitnya 115 orang dan menghancurkan banyak rumah dan properti bisnis ini menimbulkan kerugian berkisar antara USD4 miliar hingga USD6 miliar setara Rp91,2 triliun (kurs Rp15.200 per USD).

Menurut lembaga pemodelan risiko, Moody's, sekitar 75% dari kerugian tersebut akan ditanggung oleh asuransi karena tingkat penetrasi asuransi yang tinggi di pulau ini. Perkiraan kerugiannya sangat luas.

"Kerusakan properti, isi, dan gangguan bisnis, di seluruh aset perumahan, komersial, industri, mobil, dan infrastruktur," kata Moody's.

"Amplifikasi kerugian pasca bencana diperkirakan akan tinggi dalam peristiwa ini karena efek pulau pada rantai pasokan, biaya tenaga kerja konstruksi yang tinggi secara umum, dampak inflasi selama waktu pemulihan yang diperkirakan lama, dan potensi persyaratan peraturan dan hukum," ujar Wakil Presiden Moody's RMS Rajkiran Vojjala, dalam sebuah siaran pers.

Pada tanggal 11 Agustus 2023, Moody's mengatakan bahwa mereka menganalisa citra satelit dan udara, serta peta-peta kerusakan dari Badan Manajemen Darurat Maui.

Perkiraan ini menghitung kerugian fisik, tetapi tidak menghitung dampak ekonomi makro jangka panjang. Ini tidak termasuk kerugian PDB karena pulau ini mencoba untuk memulihkan diri dari kerusakan, pembayaran pemerintah atau biaya sosial lainnya.

Sebagian besar kerugian terkonsentrasi di Lahaina, kata Moody's, di mana nilai properti yang diasuransikan berkisar antara USD2,5 miliar hingga USD4 miliar.

Sementara itu, pembangunan ulang Hawaii akan menghabiskan banyak sekali biaya untuk pulih kembali. Menurut perkiraan penyedia analisis data asuransi global, Verisk, biaya konstruksi sekitar 44% lebih mahal dibandingkan dengan daratan utama.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement