"Wilayah-wilayah ini merupakan sentra produksi pertanian terbesar di Indonesia. Apalagi BMKG juga menyebut, El Nino tahun ini akan lebih kering dari fenomena El-Nino pada tiga tahun lalu," tambah Mentan SYL.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Ali Jamil menyebutkan, Gernas di Kelurahan Tambakromo, Kecamatan Cepu yang dikelola Poktan Sari Makmur 2 area terdampak 40 Ha dengan luas hamparan 72 Ha.
Gernas di Desa Tunjungan, Kecamatan Tunjungan dikelola Poktan Mina Tani area terdampak 100 Ha, luas hamparan 20 Ha. Sedangkan Desa Mendenrejo, Kecamatan Kradenan area terdampak 15 ha dengan luas hamparan 35 ha.
"Untuk mitigasi daerah Tambakkromo memanfaatkan sumber air dari Sungai Bengawan Solo. Untuk Desa Tunjungan memanfaatkan Daerah Irigasi Nglawungan dari Waduk Greneng. Sedangkan Desa Mendenrejo yang dikelola Poktan Lancar Abadi memanfaatkan sumber air dari air tanah dan Bengawan Solo," kata Ali Jamil.
Dalam mengantisipasi pengaruh fenomena El Nino, Kementan menyiapkan berbagai langkah antisipasi dini, memitigasi risiko maupun adaptasi kegiatan budidaya terhadap fenomena El Nino serta kolaborasi dengan berbagai pihak.