Kemudian pembangunan 1 bendungan baru yakni Pelosika di Sulawesi Utara dan 7 bendungan lanjutan yang anggarannya akan berlanjut ke tahun anggaran berikutnya meliputi Bendungan Mbay di Nusa Tenggara Timur yang telah mulai konstruksi sejak 2021, Bendungan Jenelata di Sulawesi Selatan mulai konstruksi sejak 2022, dan 5 bendungan mulai dibangun sejak 2023, yakni Bendungan Cibeet dan Cijurey di Jawa Barat, Bendungan Karangnongko dan Cabean di Jawa Tengah serta Bendungan Riam Kiwa di Kalimantan Selatan.
Lebih lanjut, Bob Arthur menyampaikan secara keseluruhan postur pagu anggaran Ditjen SDA tahun 2024 sebesar Rp47,64 triliun yang digunakan untuk mendukung program ketahanan Sumber Daya Air senilai Rp45,09 triliun dan dukungan manajemen sebesar Rp2,54 triliun.
Untuk program ketahanan SDA, selain pembangunan bendungan dan revitaliasi danau juga dikerjakan pembangunan 4.000 hektare daerah irigasi dan rehabilitasi serta peningkatan irigasi seluas 38.000 hektare dengan anggaran Rp4,17 triliun.
“Kemudian juga dilakukan pembangunan pengendali banjir dan pengaman pantai sepanjang 58,5 km, pembangunan prasarana air baku dengan kapasitas 2,5 m3 per detik, dan pembangunan 7 embung dan sumur bor di daerah kekeringan,” sambung Bob Arthur.
Dikatakan Bob Arthur, program ketahanan SDA prioritas lainnya meliputi kegiatan operasi dan pemeliharaan dengan anggaran Rp7,08 triliun. Anggaran tersebut termasuk untuk Padat Karya Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI), cadangan bencana, pengadaan alat berat, dan bahan banjiran. Selanjutnya kegiatan pengadaan tanah meliputi pengadaan tanah untuk kegiatan Non Program Strategis Nasional (PSN), ganti rugi tegakan, dan BOP dan administrasi pengadaan tanah.
“Kami juga alokasikan anggaran sebesar Rp1,17 triliun untuk dukungan teknis lainnya seperti program pengendalian lumpur Sidoarjo dan pelaksanaan Turbinwas di Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo,” pungkasnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)