Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Presiden Jokowi: Hati-Hati Ancaman Perubahan Iklim Sudah Nyata

Raka Dwi Novianto , Jurnalis-Senin, 18 September 2023 |18:24 WIB
Presiden Jokowi: Hati-Hati Ancaman Perubahan Iklim Sudah Nyata
Presiden Jokowi Soal Ancaman Perubahan Iklim. (Foto: Okezone.com/Setpres)
A
A
A

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta semua pihak untuk berhati-hati terhadap ancaman perubahan iklim yang tidak hanya terjadi pada Indonesia, tapi seluruh dunia.

Hal tersebut diungkap Kepala Negara dalam Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan, dan Energi Baru Terbarukan 2023 (LIKE) yang digelar Kementerian LHK, di Indonesia Arena, Kawasan GBK, Jakarta Pusat.

"Hati-hati, hati-hati ancaman perubahan iklim sudah nyata dan sudah kita rasakan dan dirasakan semua negara di dunia. Suhu bumi yang semakin panas, cuaca juga semakin panas, kekeringan ada di mana-mana. bukan hanya di Indonesia saja," kata Jokowi, Senin (18/9/2023).

Akibat cuaca panas tersebut menimbulkan krisis pangan. Bahkan, katanya, 19 negara sudah tidak lagi mengekspor beras dan gandum.

"Akhirnya apa? ada krisis pangan. Beberapa negara kekurangan pangan, baik itu gandum, baik itu beras. yang biasanya negara-negara itu mengekspor berasnya, 19 negara sekarang sudah stop, ngerem ekspornya, tidak diekspor lagi," jelasnya.

Jokowi pun mengungkapkan akibat krisis pangan tersebut, harga beras di banyak negara termasuk Indonesia mengalami kenaikan.

"Sehingga banyak negara yang harga berasnya naik termasuk di Indonesia sedikit naik. hati hati mengenai hal ini," kata Jokowi.

Sementara itu,  Mensesneg Pratikno menilai para pelaku usaha harus bersama-sama menyelamatkan lingkungan. Hal ini supaya ke depannya mampu menyejahterakan masyarakat.

"Ini menjadi momentum, untuk mendorong perusahaan dan industri agar turut berperan untuk momentum lingkungan berkelanjutan dan pertumbuhan yang inklusif," kata Pratikno.

Pratikno mengapresiasi kegiatan Festival LIKE menjadi momentum bersama dalam menghadapi permasalahan lingkungan yang terjadi. Terlebih ini merupakan persiapan Indonesia menghadirkan paviliun menampilkan aksi nyata menangani perubahan iklim dalam Conference of the Parties (COP) ke-28 di Dubai.

Sementara itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) melakukan kerjasama dengan PT Astra International Tbk (ASII) dan sejumlah pelaku usaha lain dalam upaya mengatasi permasalahan lingkungan.

Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari KLHK Agus Justianto, menjelaskan festival ini digelar sebagai rangkuman kerja-kerja korektif pemerintah di bidang lingkungan, iklim, kehutanan, dan EBT. Sehingga pada akhirnya menunjukkan Indonesia mampu memberikan kontribusi positif dalam rangka penuruan emisi gas rumah kaca.

"Melalui festival ini, juga menjadi momentum kolaboratif dan partisipatif antar pemerintah dengan masyakarat, akademisi, hingga dunia usaha," ujar Agus.

Di sisi lain, Head of Environment Astra, Bondan Susilo menjelaskan, penekanan kerjasama dilakukan dengan KLHK berfokus dalam program perhutanan sosial seluas 1.439 hektar di sejumlah wilayah Indonesia. Langkah ini juga menjadi upaya menurunkan gas rumah kaca hingga 30% sesuai dengan progam Aspirasi Keberlanjutan Astra 2030

Bondan menyebut, kolaborasi Astra dengan kelompok usaha masyarakat dalam mengelola perhutanan sosial telah menghasilkan beragam produk. Mulai dari kopi maupun tanaman buah lainnya.

"Kami tertarik dengan kolaborasi melalui perhutanan sosial, karena sesuai dengan visi Astra, yakni sejahtera bersama bangsa," kata Bondan.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement