Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

6 Fakta Korban Pinjol Bunuh Diri hingga Pengakuan Bos AdaKami

Hafizhuddin , Jurnalis-Senin, 25 September 2023 |06:36 WIB
6 Fakta Korban Pinjol Bunuh Diri hingga Pengakuan Bos AdaKami
Viral nasabah pinjol AdaKami diduga bunuh diri. (Foto: Freepik)
A
A
A

 

JAKARTA – Korban bunuh diri akibat terlilit utang di platform penyedia pinjaman online (pinjol) AdaKami menimbulkan beragam pertanyaan dari publik.

AdaKami sebagai pihak yang bertanggung jawab menyatakan sejumlah komentarnya yang mengejutkan terkait permasalahan yang sedang terjadi.

 BACA JUGA:

Kabar bunuh diri seorang nasabah yang terlilit utang AdaKami pertama kali disebarluaskan di platform X (Twitter) lewat unggahan akun @rakyatvspinjol. Walau begitu sampai saat ini kebenaran informasinya masih simpang siur, sebagaimana yang telah diungkapkan Direktur Utama AdaKami, Bernardino Moningka Vega ketika menyelenggarakan konferensi pers bersama perwakilan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI).

"Sampai saat ini kami belum mendapatkan informasi tambahan, kita masih menunggu informasi dari akun yang menyebarkan berita tersebut," ungkap Bernardino di Jakarta, Jumat 22 September 2023, pekan lalu.

 BACA JUGA:

Dirangkum Okezone, Senin (25/9/2023), berikut 6 fakta korban pinjol bunuh diri hingga komentar AdaKami yang mengejutkan:

1. Identitas & Alasan Korban Pinjol Bunuh Diri

Sejauh yang diketahui, korban pinjol yang bunuh diri adalah nasabah AdaKami yang berinisial K asal Sumatera. Dia adalah seorang Ayah dari seorang anak yang berusia 3 tahun. K yang memutuskan bunuh diri, diklaim bermula setelah ia dituntut untuk membayarkan kembali pinjamannya hingga Rp18 juta—Rp19 juta, dari pinjaman awalnya yang hanya sebesar Rp9,4 juta.

Karena tidak kunjung membayar tunggakannya, K terus diteror oleh debt collector (DC). Teror yang ia terima berupa panggilan ke nomor pribadinya juga ke perusahaan tempatnya bekerja. Menurut akun @rakyatvspinjol, kejadian itu menyebabkan K kehilangan pekerjaannya.

Usai kehilangan pekerjaannya, sang istri bersama anaknya memilih pulang ke rumah orang tuanya. Pihak keluarga lantas berupaya memediasi K dan istrinya. Sejak saat itu, K mulai terbuka dan menceritakan permasalahan yang menimpanya akibat jeratan pinjol. Naasnya mendengar cerita tersebut istrinya semakin enggan pulang ke rumahnya karena takut.

Lebih lanjut, K juga diteror dengan selalu dipesankan orderan fiktif yang ditujukan ke tempat tinggalnya. Dalam satu hari dikatakan bahwa ia bisa menerima 5 hingga 6 orderan makanan atau minuman yang fiktif. Tak kuasa terus berada dalam tekanan seperti itu, akhirnya K memutuskan bunuh diri dan meninggal pada Mei 2023 yang lalu.

2. Pengakuan Dirut AdaKami

Setelah diperintahkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan investigasi terkait kasus korban yang bunuh diri. Dirut AdaKami melalui konferensi pers Jumat pekan lalu mengatakan bahwa belum ditemukan kebenaran terkait informasi yang beredar tersebut.

"Mengenai korban bunuh diri. Jika berita itu betul, kami berbelasungkawa terkait hal ini," ujar Bernardino.

Menurutnya AdaKami akan terus melakukan investigasi untuk menemukan informasi yang sebenarnya.

"Kita telusuri dulu berita itu betul atau tidak. Kita sudah mendatangi OJK, sebagai perusahaan peer-to-peer tentunya ada beberapa data yang kita perlukan," katanya.

3. Hambatan Investigasi Kasus Korban Bunuh Diri

Menurut pengakuan AdaKami ketidaklengkapan data yang ada membuat mereka terhambat untuk melakukan investigasi lebih lanjut. Mereka masih membutuhkan data diri korban mulai dari nama lengkap, nomor KTP, nomor ponsel dan NIK.

"Selama ini kita sudah reach out ke akun viral itu untuk meminta nama, KTP, nomor telepon untuk bisa dishare ke kami dan kita akan investigasi sesuai dengan petunjuk OJK dan investigasi apakah benar yang bersangkutan adalah korban bunuh diri, kedua apakah dia nasabah AdaKami," jelas Bernardino.

Dia berkata kalau pihaknya sudah menyisir korban dengan inisial K dalam database nasabahnya yang meninggal, namun masih belum juga ditemukan. Bahkan setelah lingkup pencariannya dipersempit. Bernardino merasa perlu informasi tambahan untuk bisa meneruskan investigasi kasus ini.

AdaKami juga sudah menggandeng pihak kepolisian untuk menelusuri identitas korban berinisial K.

“Kita sudah memasukkan laporan ke pihak polisi untuk mengatakan bahwa kita support. Bahwa ada upaya terkait dugaan hal ini," kata Bernardino.

4. Komentar AdaKami Terkait Teror dari Debt Collectornya

AdaKami lewat Dirutnya, Bernardino memastikan bahwa setiap DC yang dipekerjakan baik dari internal maupun dari pihak eksternal wajib sudah mendapatkan sertifikasi sesuai dengan SOP dan apa yang disyaratkan oleh Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI). Hal itu termasuk tidak melakukan intimidasi saat penagihan, tidak melakukan kekerasan fisik serta mental kepada nasabah.

"Setiap DC kita harus tersertifikasi, kalau ada yang melamar dikasih waktu sebulan untuk disertifikasikan, ditraining terus," bebernya.

Dia juga mengatakan kalau dari 400 lebih DC yang mereka pekerjakan untuk menagih debitur, 90%-nya merupakan DC internal. AdaKami tidak pernah memerintahkan untuk melakukan penagihan langsung ke lapangan, penagihan kredit hanya dilakukan melalui telepon.

Terkait permasalahan serupa, seorang netizen dari kolom komentar Instagram menjelaskan alasan mengapa DC peneror yang kurang beradab masih ada, karena berawal dari perusahaan penyedia pinjaman seperti AdaKami yang masih mengalihkan tugas menagihnya ke perusahaan lain.

“Mereka akan melempar nasabahnya ke perusahan yg berjalan di bidang penagihan. Nah, perusahan yg berjalan di bidang penagihan ini lah yg DC nya ngeri-ngeri. Jadi meskipun kita lapor ke OJK, mereka-mereka ini bakal selalu lolos, krna emang yg nerror bukan mereka, tp perusahan rekanan mereka,” tulis akun Instagram @septyan_dwi.

5. Penjelasan AdaKami Terkait Biaya Layanannya yang Hampir 100%

Seperti diketahui sebelumnya bahwa korban bunuh diri berinisial K merupakan nasabah AdaKami yang meminjam uang sebesar Rp9,4 juta namun perlu mengembalikannya hingga Rp19 juta. Hal itu kemudian diketahui bukan berasal dari suku bunga pinjaman yang tinggi melainkan biaya layanannya saja yang tinggi.

 BACA JUGA:

AdaKami memberi penjelasan terkait biaya layanannya yang hampir menyentuh 100% berasal dari biaya asuransi mereka yang sangat besar dari keseluruhan porsi komposisi biaya layanan. Adapun biaya layanan mereka meliputi sejumlah struktural biaya, seperti biaya administrasi dan biaya asuransi.

Besaran biaya layanan juga akan dipengaruhi oleh jangka waktu atau tenor pinjaman yang dipilih.

“Setiap produk itu berbeda-beda. Itu (biaya layanan) tergantung produk, tapi semua sesuai ketentuan,” kata Bernardino.

Dia mengeklaim bahwa kebijakan perusahaannya sudah sesuai ketentuan OJK yang mengharuskan setiap peminjam atau nasabah diasuransikan. Bernardino menambahkan semua biaya telah disesuaikan, termasuk keputusan mereka yang menimbang bahwa beberapa produk memang memerlukan biaya asuransi yang tinggi.

Bernardino menjelaskan bahwa para nasabah yang meminjam di AdaKami tenornya disesuaikan dengan nominal pinjamannya. Apabila tenornya selesai, pihak AdaKami tidak akan menagih bunga ke nasabah lagi.

"Sesuai syarat OJK ada range produk, kalo kami kan cash flow, rata-rata pinjaman ke masyarakat Rp1-2 juta dan tenornya 1-3 bulan, jadi nggak lama. Jadi bunga itu, misalnya sekian, begitu tenor selesai, bunga selesai. Nggak nambah sampai setahun atau dua tahun," tutur Bernardino.

6. AdaKami Akan Menutup Kasus Apabila Kebenaran Tak Kunjung Ditemukan

Keterbatasan informasi yang dimiliki, menyulitkan AdaKami menemukan kebenaran di balik kasus tersebut korban pinjol yang bunuh diri tersebut.

Bernardino mewakili perusahaannya mengatakan akan tetap bertanggung jawab menginvestigasi kasus itu. Namun jika tidak lagi ditemukan kemajuan, AdaKami tidak akan melanjutkan menyelidiki dan segera menutup kasusnya.

“Kalau benar kasusnya ini akan kami lanjutkan. Tapi kalau tidak ada, akan ditutup kasusnya,” kata Bernardino

(Zuhirna Wulan Dilla)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement