JAKARTA – Bursa saham dan obligasi Israel anjlok setelah serangan mendadak kelompok bersenjata Hamas dari Gaza yang menewaskan ratusan warga Israel. Banyak juga bisnis yang tutup.
Indeks saham utama Tel Aviv, TA-125 dan TA-35, turun hampir 7%, dan saham-saham perbankan turun sebanyak 9% dengan omzet sebesar 2,2 miliar shekel atau sekitar USD573 juta. Harga obligasi pemerintah juga turun sebanyak 3% sebagai respons awal pasar terhadap serangan paling mematikan terhadap Israel dalam beberapa dekade.
Dilansir VOA, Senin (9/10/2023), di pasar valuta asing kemarin, mata uang Israel shekel sudah berada pada level terendahnya pada tahun ini seiring dengan rencana pemerintah yang sangat kontroversial untuk merombak sistem peradilan.
“Putaran kekerasan ini diperkirakan akan lebih berkepanjangan dan parah dibandingkan kekerasan sebelumnya, dan jelas memiliki dampak yang lebih negatif terhadap perekonomian dan anggaran fiskal,” kata Jonathan Katz, kepala ekonom di Leader Capital Markets.
"(Mata uang) shekel kemungkinan besar akan melemah tajam besok dan kami melihat kemungkinan besar bahwa suatu saat Bank Israel akan menjual mata uang asing."
Kelompok Palestina Hamas menggempur kota-kota Israel pada Sabtu (7/10), menewaskan sedikitnya 400 warga Israel, sebelum menculik puluhan sandera dan kembali ke Gaza.