JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengakui bahwa Indonesia akan merasakan imbas dari perang Hamas-Israel.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan kalau pihaknya pun tidak menutup kemungkinan bahwa Indonesia akan mencari sumber minyak lain di luar Saudi Arabia.
BACA JUGA:
Diketahui, eksportir minyak ke Indonesia yang paling dominan ialah Saudi Arabia dan Nigeria.
"Intinya terbuka mencari sumber minyak dari mana saja. Sekarang kita impor paling besar dari Arab Saudi dan Nigeria, banyak sih tapi sebagian besar dari dua itu," ujarnya ketika ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (16/10/2023).
BACA JUGA:
Tutuka menuturkan, guna menjaga upaya pasokan energi dalam negeri maka Indoneisa harus mencari sumber dari negara lain di luar Saudi Arabia tersebut.
"Kita buka memang kalau ada masalah harus kita ambil (minyak) dari mana dan sebagainya. Yang jelas, pasokan energi harus terpenuhi dan dapat terjangkau oleh masyarakat, affordability," katanya.
BACA JUGA:
Lebi lanjut Tutuka menilai, abila perang sudah meluas dan sektor logistik di Timur Tengah mulai terganggu maka barulah Indonesia akan merasakan dampaknya.
"Logistik mungkin ya, kalau logistik terdampak, naik itu (harga minyak). Kalau sudah mulai agak meluas, baru terlihat," pungkasnya.
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo juga telah menekankan bahwa pihaknya akan mencari sumber minyak dari negara lain untuk tetap menjaga ketersediaan bahan bakar di dalam negeri stoknya dapat lebih dari 20 hari.
"Itu kita jaga. Lalu kita liat imana kita bisa juga mencari sumber-sumber yang growthnya ini beragam. Karena kita sekarang impor dari berbagai sumber bukan sumber dari 1 negara, ada dari Nigeria, Amerika dan sebagainay. Jadi kita cari sumber yang termurah lah," pungkasnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)