Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Laba Adaro (ADRO) Menyusut 35,9% Jadi Rp19,4 Triliun

Cahya Puteri Abdi Rabbi , Jurnalis-Rabu, 01 November 2023 |12:54 WIB
Laba Adaro (ADRO) Menyusut 35,9% Jadi Rp19,4 Triliun
Laba ADRO alami penurunan (Foto: Freepik)
A
A
A

JAKARTA – Laba bersih PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mengalami penyusutan alias turun pada kuartal III 2023. ADRO membukukan laba USD1,21 miliar atau Rp19,44 triliun turun 35,96% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar USD1,90 miliar.

Sejalan dengan itu, pendapatan perseroan juga tercatat turun 15,76% menjadi USD4,98 miliar atau setara Rp79,44 triliun, dari sebelumnya sebesar USD5,91 miliar. Secara rinci, penjualan batu bara tercatat sebesar USD4,83 miliar atau Rp77,15 triliun, segmen jasa pertambangan tercatat sebesar USD98,75 juta atau Rp1,57 triliun, serta pendapatan lainnya sebesar USD45,31 juta atau Rp722,69 miliar.

“Walaupun menghadapi penurunan harga dan tekanan biaya karena inflasi, model bisnis kami yang terintegrasi tetap berkinerja baik. Kami berada di posisi yang baik untuk mencapai target setahun penuh berkat dukungan eksekusi yang baik di setiap bisnis,” kata Presiden Direktur ADRO, Garibaldi Thohir dalam keterangan resminya, dikutip Rabu (1/11/2023).

Pria yang akrab disapa Boy Thohir ini merincikan, volume penjualan ADRO dan anak-anak perusahaannya pada sembilan bulan pertama tahun 2023 mencapai 49,12 juta ton, atau setara dengan kenaikan 11% dari periode yang sama tahun lalu. Pencapaian ini selaras dengan target volume penjualan setahun penuh yang ditetapkan sebesar 62 – 64 juta ton.

Kemudian, volume produksi naik 12% menjadi 50,73 juta ton, sementara volume pengupasan lapisan penutup naik 25% menjadi 217,43 Mbcm. Lalu, nisbah kupas tercatat 4,29x, selaras dengan target yang ditetapkan 4,2x hingga akhir 2023.

Dari sisi pengeluaran, beban pokok pendapatan naik 17% secara tahunan menjadi USD2,99 miliar, terutama karena beban royalti PT Adaro Indonesia (AI) lebih tinggi daripada pada periode yang sama tahun lalu. Kemudian, biaya penambangan dan biaya pengolahan batu bara juga naik karena adanya kenaikan volume.

Sementara itu, pengupasan lapisan penutup naik 25% menjadi 217,43 juta bcm, dan nisbah kupas tercatat sebesar 4,29x, atau naik 12% dari periode yang sama tahun lalu. Serta, biaya bahan bakar naik 18% akibat kenaikan 33% pada konsumsi bahan bakar.

Di samping itu, ADRO telah merealisasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) pada sembilan bulan pertama tahun ini naik sebesar USD473 juta dari sebelumnya USD277 juta pada periode yang sama tahun lalu.

Adapun, pengeluaran belanja modal pada periode ini sebagian besar digunakan untuk pembelian dan penggantian alat berat dan kapal, investasi awal pada smelter aluminium dan fasilitas pendukungnya, dan investasi pada infrastruktur.

“Kami juga berada di tempat yang tepat untuk ambil bagian pada inisiatif hilirisasi Indonesia, yang menekankan komitmen kami terhadap pertumbuhan berkelanjutan di jangka panjang,” ujar Boy.

Lebih lanjut, total nilai aset ADRO per September 2023 tercatat sebesar USD10,39 miliar atau setara Rp165,78 triliun, turun 3,59% dari posisi akhir Desember 2022 yang sebesar USD10,78 miliar. Liabilitas perseroan tercatat sebesar USD2,98 miliar dan ekuitas sebesar USD7,41 miliar.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement