JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan pihaknya tak berpuas diri dengan hasil transformasi perusahaan pelat merah saat ini. Hal ini dikarenakan masih ada kekurangan yang harus diperbaiki.
Selaku pemegang saham, Kementerian BUMN terus mendorong perubahan menyeluruh di internal perseroan negara. Erick menargetkan realisasi 100% transformasi BUMN dapat diimplementasikan pada tahun depan.
"Saya nggak bisa bilang berpuas diri, pasti masih ada kekurangan, tapi saya berterima kasih kepada tim saya yang solid dan melakukan percepatan (perbaikan)," ujar Erick, Kamis (2/11/2023).
Genap 4 tahun Erick Thohir memimpin Kementerian Badan Usaha Milik Negara. Salah satu program yang diusung adalah transformasi BUMN.
Di mana, dilakukan efisiensi bisnis (merger BUMN), penerapan teknologi digital, hingga peningkatan kinerja agar dapat berkontribusi optimal bagi pendapatan negara.
Dia menyampaikan transformasi adalah keharusan untuk menjadikan BUMN semakin sehat, tangguh, profesional, kompetitif dan berkelas dunia. Ini penting karena BUMN adalah benteng ekonomi dan lokomotif kemajuan bangsa.
"Agar BUMN dapat lebih optimal dalam melayani masyarakat, menjadi penyeimbang pasar, memberikan dampak sosial, dan menghasilkan pendapatan bagi negara," bebernya.
Adapun buah dari hasil transformasi salah satunya diukur dari pendapatan BUMN secara konsolidasi. Di mana, terjadi pendapatan perseroan meningkat 18,8% pada 2020-2021, menjadi Rp2.295 triliun (USD160 miliar).
Laba meningkat 838 persen dari Rp13 triliun (USD892 juta) pada tahun 2020 menjadi Rp124,7 triliun (USD9 miliar) pada 2021. Sedangkan, total aset hingga 2021 berada di posisi Rp 8.978,1 triliun, naik 8% dari 2020.
(Taufik Fajar)