JAKARTA - Indeks saham utama Wall Street ditutup menguat pada perdagangan kemarin. Bursa saham AS menguat karena imbal hasil obligasi turun tajam.
Hal itu terjadi setelah data menunjukkan tanda-tanda melambatnya pertumbuhan lapangan kerja AS dan peningkatan pengangguran, meningkatkan harapan bahwa Federal Reserve telah menyelesaikan kampanye kenaikan suku bunganya.
Mengutip Reuters, Sabtu (4/11/2023), Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 222,24 poin, atau 0,66%, menjadi 34.061,32, S&P 500 (.SPX) bertambah 40,56 poin, atau 0,94%, menjadi 4.358,34 dan Nasdaq Composite (.IXIC) bertambah 184,09 poin, atau 1,38% menjadi 13.478,28.
Laporan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan upah nonpertanian (nonfarm payrolls) meningkat sebesar 150.000 pekerjaan pada bulan Oktober, jauh lebih kecil dari perkiraan kenaikan sebesar 180.000, sebagian disebabkan oleh pemogokan di Tiga Besar produsen mobil di Detroit.
Data bulan lalu direvisi lebih rendah untuk menunjukkan peningkatan sebesar 297.000, bukan 336.000. Tingkat pengangguran naik tipis menjadi 3,9%.
“Dari sudut pandang kebijakan, hal ini memberikan keyakinan bahwa The Fed akan tetap menahan suku bunganya di masa mendatang dan hanya akan menaikkan suku bunga lagi jika pertumbuhan atau inflasi mulai meningkat,” kata Matt Palazzolo, ahli strategi investasi senior di Bernstein Private Wealth Management.
Tapi apa yang Palazzolo perkirakan akan terjadi adalah perlambatan yang stabil dalam perolehan pasar tenaga kerja dan aktivitas ekonomi selama enam sampai sembilan bulan ke depan dan, jika hal itu terjadi maka hal itu "akan memungkinkan The Fed untuk tetap mempertahankan tingkat suku bunga saat ini," katanya.
Untuk minggu ini, S&P 500 naik 5,9%, kenaikan terbesar sejak November 2022 dan Nasdaq bertambah 6,6%, juga menunjukkan kenaikan terbesar sejak November 2022. Dow menunjukkan kenaikan mingguan sebesar 5,1%, kenaikan terbesar sejak akhir Oktober 2022.
Data ketenagakerjaan juga membantu mendorong imbal hasil Treasury AS lebih rendah untuk sesi keempat berturut-turut. Selama sesi tersebut, imbal hasil Treasury 10-tahun mencapai level terendah dalam lebih dari lima minggu. Pergerakan imbal hasil mendukung saham.
“Penurunan suku bunga mungkin merupakan katalis utama minggu ini,” kata Tony Welch, CIO SignatureFD, Atlanta Georgia, seraya menambahkan bahwa laporan pekerjaan mendukung tren ini.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)