Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Waspada! Ekonomi Indonesia Bisa Merosot Lagi di Kuartal IV-2023, Gagal Tumbuh 5%?

Heri Purnomo , Jurnalis-Selasa, 07 November 2023 |12:49 WIB
Waspada! Ekonomi Indonesia Bisa Merosot Lagi di Kuartal IV-2023, Gagal Tumbuh 5%?
Pertumbuhan Ekonomi RI Diprediksi Melambat (Foto: Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2023 diprediksi melambat lagi. Perlambatan pertumbuhan ini sudah tercermin pada kuartal III-2023 yang hanya tumbuh 4,94%.

Ekonomi Indonesia kuartal III-2023 ini tumbuh melambat dibandingkan 5,17% pada kuartal II-2023.

Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai bahwa penurunan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2023 akan berindikasi pada pelemahan konsumsi domestik yang dapat menganggu pertumbuhan ekonomi.

"Sementara kelompok atas menahan belanja karena tahun pemilu, dan mempertimbangkan risiko geopolitik. Simpanan di atas Rp5 miliar naik dan makin gemuk itu pertanda banyak saving daripada belanja," katanya saat dihubungi, Selasa (7/11/2023).

Oleh karenanya, Bhima meminta pemerintah untuk mewaspadai hal ini karena dimungkinkan akan terus berlanjut pada kuartal IV-2023. Terutama kondisi pada masyarakat menengah bawah yang sedang menghadapi berbagai harga pangan yang terus mengalami kenaikan dan semakin ketatnya persaingan kerja dan kenaikan suku bunga.

Dengan kondisi tersebut, Bhima mengatakan tren pelambatan ekonomi masih mungkin terjadi di kuartal ke IV yakni hanya tumbuh 4,8-4,97% meski ada libur panjang Natal dan tahun baru.

Dia juga menyebutkan bahwa kinerja ekspor yang alami kontraksi diperkirakan berlanjut juga. Hal ini lantaran perkembangan negara mitra dagang tradisional seperti China, Jepang, AS dan Uni Eropa belum rebound sepenuhnya.

"Impor yang turun bukan berita baik, karena impor bahan baku masih diperlukan oleh industri manufaktur domestik. Kalau impornya terus turun maka jadi lampu kuning, industri manufaktur diluar dari hilirisasi nikel akan tertekan jangka menengah," katanya.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan terdapat faktor utama penurunan ini, yaitu perlambatan ekonomi global.

Meskipun demikian, beberapa mitra dagang utama Indonesia tetap mencatat pertumbuhan positif, walaupun dalam skala yang lebih lambat.

Secara rinci, PDB Indonesia berdasarkan harga berlaku mencapai Rp5.296 triliun, sedangkan pada harga konstan mencapai Rp3.124,9 triliun. Sektor-sektor unggulan dalam perekonomian Indonesia, seperti industri pengolahan (5,20%), pertanian (1,46%), perdagangan (5,08%), pertambangan (6,95%), dan konstruksi, tetap tumbuh.

Amalia juga mencatat tiga sektor usaha dengan pertumbuhan tertinggi, yaitu transportasi dan pergudangan (14,74%), jasa lainnya (11,14%), serta akomodasi dan makanan minuman (10,80%).

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement