Salah satu langkah yang diusulkan adalah pengembangan pariwisata lestari dengan meningkatkan kemudahan akses, koneksi objek wisata, dan memajukan wisata konservasi.
Selain itu, Ganjar juga menyoroti potensi peningkatan hasil tangkapan ikan melalui sustainable fishing, meskipun masih menjadi perdebatan terkait dampaknya terhadap nelayan.
"Ada juga sustainable fishing, dari 12 juta ton ke 15 juta ton. Itu jadi perdebatan dan belum usai, apakah penangkapan berukur itu bisa berdampak.” Lanjutnya.
Ia juga menunjukkan minat pada potensi blue carbon credit yang dapat dimanfaatkan dalam kepemimpinan ASEAN.
“Di sisi lain ada potensi blue carbon credit. Anak muda itu tertarik. Dalam kepemimpinan asean itu kita bisa ambil potensi carbon credit dan carbon tradingnya. Jadi kita punya kekuatan cukup bagus," terangnya.
Dalam paparannya, Ganjar telah menekankan beberapa sektor ekonomi biru. Namun, di balik potensi tersebut, muncul pertanyaan mengenai apa saja tantangan ekonomi biru yang saat ini terhambat perkembangannya di Indonesia?
5 Tantangan Ekonomi Biru di Sektor Industri Indonesia
Melansir dari jurnal DRP RI dengan judul ‘Potensi dann Tantangan Blue Economy dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia: Kajian Literatur’, Marihot Nasution mengungkapkan beberapa tantangan ekonomi biru pada sektor industri di Indonesia. Berikut ini adalah paparannya.
1. Industri Perikanan
Potensi kerusakan ekonomi di masa depan akibat overfishing dalam perikanan tangkap nasional masih menjadi masalah. Selain itu Akuakultur yang belum memenuhi standar keberlanjutan dalam proses produksinya.
2. Industri Pembuatan Kapal
Saat ini, Industri pembuatan kapal Indonesia masih kalah saing dalam segi harga dengan produsen kapal asing. Selain itu, tingkat tenaga kerja murah juga tidak diikuti oleh kemampuan yang memadai membuat tingkat produksi yang masih rendah.
3. Industri Pariwisata Pesisir
Degradasi lingkungan akibat pariwisata tidak berkelanjutan adalah ancaman besar bagi pariwisata pesisir. Pasalnya, banyak sekali pantai di Indonesia yang kini sudah penuh denngan polusi sampah plastic atau bahkan limbah. Hal ini membuat daya tarik pengunjung asing cenderung berpindah ke negara tetangga.
4. Industri Perdagangan, Transportasi, dan Logistik
Melalui jurnal tersebut, disebutkan bahwa lebih dari 1.000 pelabuhan masih memiliki tingkat konektivitas yang lemah. Hal ini dipicu oleh Ketidakseimbangan kegiatan ekonomi dan perdagangan antar wilayah Indonesia. Tidak hanya konektivitas, namun harga logistic di Indonesia cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan negara tetangga
5. Industri Pengelolaan Makanan Berbasis Kelautan
Saat ini pengelolaan makanan berbasis kelautan masih diominasi UMKM dalam industri. Hal ini membuat kapasitas unit pengolahan pangan berbasis laut masih rendah karena kurangnya keterampilan dan pengetahuan teknis sumber daya manusia. Pemerintah perlu melakukan pendidikan dan pengayaan UMKM tersebut agar dapat berkembang menjadi industri skala besar demi memaksimalkan potensi.
Tentunya deretan tantangan ekonomi biru ini akan menjadi PR bagi Ganjar Pranowo dan Mahfud MD untuk apabila menginginkan Indonesia meraih potensi ekonomi biru secara lebih efektif dan berkelanjutan.
(Taufik Fajar)