Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Panen Raya 2024 Molor, Bagaimana Harga Beras Tahun Depan?

Iqbal Dwi Purnama , Jurnalis-Senin, 13 November 2023 |14:41 WIB
Panen Raya 2024 Molor, Bagaimana Harga Beras Tahun Depan?
Musim panen 2024 diproyeksi mundur (Foto: okezone)
A
A
A

JAKARTA – Musim panen raya 2024 diproyeksi molor. Hal ini dikhawatirkan akan membuat harga beras menjadi mahal.

Pengamat Pangan Institut Pertanian Bogor, Dwi Andreas mundurnya musim panen disebabkan oleh mundurnya masa tanam karena baru masuknya musim penghujan pada awal November ini.

Dwi Andreas menjelaskan dengan masuknya musim penghujan pada awal November ini, kemungkinan masa tanam padi baru bisa serempak dilakukan pada bulan awal Desember mendatang. Hal itu menunggu kondisi tanah yang basah terlebih dahulu setelah diguyur hujan.

"Kalau Oktober sudah hujan biasanya mereka baru tanam bulan November, kenapa demikian, karena baru hujan itu tidak bisa tanam padi, perlu lahan tersebut yang mula kering terisi air dahulu sampai bisa menggenang, kemungkinan mereka baru tanam itu sekitar bulan November," ujar Dwi Andreas saat dihubungi MNC Portal, Senin (13/11/2023).

"Sehingga kalau kita kita hitung Desember, Januari, Februari, Maret sudah mulai panen, puncaknya di Maret, biasannya seperti itu, panen puncak di bulan Maret," sambungnya.

Sehingga menurutnya mundurnya musim tanam pada tahun ini bakal berimbas pada musim panen pada tahun 2024 mendatang yang juga mengalami kemunduran. Berdasarkan proyeksinya, kemungkinan musim panen raya bakal bergeser sekitar 2-3 minggu kemudian.

"Karena musim hujan baru di November kemungkinan terlambat sekitar 20-an hari, karena baru November kira-kira nanti tanam serempaknya perhitungan saya di Desember, tanam dalam luasan besar," lanjut Dwi Andreas.

Namun demikian, Dwi Andreas menilai kemunduran musim panen raya itu tidak berdampak banyak terhadap pembentukan harga beras di pasar. Sebab antisipasi Pemerintah dengan melakukan importasi beras yang masif bakal membentuk harga beras di pasar.

"Seharusnya seperti itu (harga beras naik), tapi yang terjadi saat ini anomali, saya melihat dari survey AP2TI, harga gabah di tingkat usaha tani saat ini mulai turun, padahal gabah di tingkat petani jarang, kalau turun saya pastikan harga beras akan turun," pungkasnya.

Sekedar informasi tambahan, Pemerintah saat ini telah kembali menugaskan BUMN pangan Bulog untuk menambah kuota impor sebanyak 2 juta ton pada awal tahun 2024 mendatang. Hal itu bertujuan untuk menekan harga beras di pasar antisipasi mengalami kenaikan apabila produksi padi petani turun.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement