Melihat ke belakang di tahun 2008-2009, bahkan di 2011 biasanya spread antara SBN 10 tahun rupian Indonesia dan US Treasury, biasanya pasar cukup menerima itu spreadnya sekitar 400 bps.
"Kalau dalam kondisi krisis bisa melebar sangat cepat bahkan kadang-kadang bisa SBN kita diatas 10%," ujar dia.
Saat ini, lanjut Febrio, yang terjadi adalah ketidakpastian global yang sangat besar, di mana emerging economy terdepresiasi karena modal balik ke dolar AS, Indonesia justru mengalami resiliensi.
(Taufik Fajar)