 
                JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati masih mewaspadai sejumlah risiko dan ketidakpastian global.
Pertama, di Amerika Serikat (AS), US Treasury mengalami dinamika yang cukup tinggi, bahkan pada bulan Oktober lalu sempat mencapai di atas 5% untuk US Treasury 10 tahun. Ini adalah yang pertama kalinya sejak tahun 2007.
"Inflasi inti di AS masih tinggi, sehingga suku bunga The Fed akan high for longer. Suku bunga yang high akan menciptakan high cost of fund atau biaya meminjam dari seluruh negara di dunia," ucap Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KITA edisi November 2023 di Jakarta, Jumat (24/11/2023).
Suku bunga yang tinggi di AS menyebabkan capital outflow dan menciptakan tekanan terhadap nilai tukar berbagai negara. Indeks dolar AS menguat, dan itu menimbulkan implikasi terhadap seluruh negara di dunia.
"Di sisi lain, China masih dalam posisi perlemahan yang diperkirakan sifatnya jangka menengah panjang karena menyangkut faktor struktural, seperti misalnya aging, sektor properti, dan dari sisi pinjaman pemda di pemerintahan China yang menyebabkan beban yang cukup tinggi," jelas Sri.