Terkait valuasi, Wawan menyebut BBCA merupakan salah satu perusahaan dengan valuasi yang paling mahal. Namun, hal tersebut ditopang oleh return on equity (RoE) BBCA yang paling tinggi dibandingkan saham perbankan lainnya.
“Jadi kesempatan untuk investor masuk ketika terkoreksi saat ini,” imbuh Wawan.
Hingga kuartal III 2023, BBCA mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 25,8%, mencapai Rp36,4 triliun. Adapun, pertumbuhan tersebut didorong oleh pertumbuhan volume kredit di semua segmen, perbaikan kualitas pinjaman secara konsisten, serta peningkatan volume transaksi dan pendanaan.
Per September 2023, kredit BBCA tumbuh dua digit hampir di seluruh segmen. Kredit UKM menjadi segmen dengan pertumbuhan kredit tertinggi, yaitu naik 16,4% menjadi Rp104,8 triliun. Sementara itu, kredit korporasi tumbuh 12,2% mencapai Rp343,5 triliun, dan kredit komersial naik 6,5% mencapai Rp121,0 triliun.
Di segmen kredit konsumer, KPR tumbuh 11,5% menjadi Rp117,9 triliun, dan KKB naik 22,1% YoY menjadi Rp53,5 triliun.
BACA JUGA:
Sementara itu, saldo outstanding kartu kredit dan pinjaman individu juga tumbuh 15,3% menjadi Rp15,0 triliun, sehingga total portofolio kredit konsumer naik 14,4% menjadi Rp189,6 triliun.
Secara keseluruhan, total kredit BCA naik 12,3% menjadi Rp766,1 triliun. Sehubungan dengan penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan, portofolio BCA tumbuh 11,9% menjadi Rp193,2 triliun, atau berkontribusi hingga 25,0% terhadap total portofolio pembiayaan BBCA.
(Zuhirna Wulan Dilla)