JAKARTA - Sebagai penggerak ekonomi nasional, kaum perempuan membutuhkan edukasi dan literasi digital. Upaya ini perlu didorong demi memperkuat basis ekonomi kalangan emak-emak, yang akhirnya berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional.
Calon Legislatif DPR RI Dapil Banten III dari Partai Perindo, Dyah Anita Prihapsari menyatakan pendidikan berbasis teknologi informasi menjadi krusial di tengah gempuran digitalisasi.
“Kita sekarang sudah memasuki era digitalisasi, dan semuanya nanti menuju globalisasi, maka sudah saatnya diperbanyak pendidikan digital bagi kaum perempuan.” kata Dyah dalam Podcast Partai Perindo, Rabu (3/1/2024).
Pendidikan menjadi salah satu masalah yang ditemui Dyah selama blusukan di daerah yang ia wakili. Ia melihat masih terdapat stigma patriarki di kalangan masyarakat bahwa pendidikan tinggi hanya untuk laki-laki.
Baginya ini merupakan warisan pemikiran yang perlu diperbaharui. Perempuan memerlukan akses pendidikan yang ramah dengan aktivitasnya.
“Bagaimana menghapus stigma itu, maka kita perlu role model di kalangan perempuan, atau sosok pemimpin,” tuturnya.
Selain pendidikan, masalah kesehatan dan kewirausahaan turut menjadi sorotan pimpinan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) itu. Dyah melihat penggerak ekonomi RI sebagian besar disumbang oleh kaum perempuan melalui UMKM.
Dengan adanya literasi digital, terangnya, maka perempuan dapat meningkatkan skala bisnisnya, selain untuk mendukung tingkat penghidupan yang layak.
“Yang jelas generasi penerus bangsa akan lebih potensial karena perempuannya punya dana yang bisa membantu ketahanan ekonomi keluarga,” tandasnya.
(Taufik Fajar)