Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

6 Fakta RI Bangun Tanggul Raksasa Supaya Tak Tenggelam, Butuh 30-40 Tahun

Putri Syifa Amelia , Jurnalis-Minggu, 14 Januari 2024 |04:01 WIB
6 Fakta RI Bangun Tanggul Raksasa Supaya Tak Tenggelam, Butuh 30-40 Tahun
Pemerintah bangun Giant Sea Wall agar Jakarta tak tenggelam (Foto: Freepik)
A
A
A

JAKARTA - Pemerintah berencana untuk membangun tanggul pantai dan tanggul laut (giant sea wall). Hal ini disampaikan oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sebagai salah satu proyek jangka panjang.

Airlangga menjelaskan bahwa megaproyek tersebut dibuat guna mengatasi adanya ancaman dari banjir rob dan penurunan muka tanah (land obsidence) di wilayah utara Pulau Jawa.

“Pemerintah telah menyiapkan skenario jangka panjang untuk memitigasi risiko bencana perubahan iklim di pantura Jawa melalui konsep pembangunan giant sea wall atau tanggul laut,” kata Airlangga dalam acara seminar nasional di Jakarta, ditulis Minggu (14/1/2024).

Okezone merangkum 6 fakta RI bangun tanggul raksasa supaya tak tenggelam:

1. Ada 3 Tahap Pembangunan

Airlangga merincikan bahwa dalam proyek giant sea wall di wilayah Jakarta, akan ada tiga tahapan atau fase pembangunan.

-Fase pertama dimulai dengan pembangunan tanggul pantai dan sungai, serta pembangunan sistem pompa dan polder di wilayah Pesisir Utara Jakarta.

-Fase kedua, pembangunan tanggul laut dengan konsep terbuka (open dike) pada sisi sebelah barat pesisir utara Jakarta yang harus dikerjakan sebelum tahun 2030.

-Fase ketiga, pembangunan tanggul laut pada sisi sebelah timur pesisir utara Jakarta yang harus dikerjakan sebelum tahun 2040.

2. Konsep Laut Terbuka Akan Dimodifikasi

Airlangga juga memaparkan bahwa konsep tanggul laut terbuka akan dimodifikasi menjadi tanggul laut tertutup apabila laju penurunan tanah tetap terjadi setelah tahun 2040.

3. Kerugian Akibat Banjir

Menko Airlangga menyampaikan bahwa total kerugian secara langsung mencapai Rp2,1 triliun per akibat banjir tahunan di pesisir Jakarta. Bahkan dalam 10 tahun kedepan, jumlah tersebut masih dapat meningkat terus setiap tahunnya hingga mencapai Rp10 triliun per tahun. Hal ini disampaikannya berdasarkan data dari beberapa kajian.

Sedangkan estimasi kebutuhan anggaran untuk proyek fase pertama sebesar Rp164,1 triliun. Pembiayaan proyek menggunakan skema kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

4. Pulau Jawa Kontributor PDB Terbesar

Airlangga menjelaskan lebih detail bahwa Pulau Jawa yang berperan sebagai kontributor nasional terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar saat ini sedang menghadapi tantangan berupa erosi, abrasi, banjir, dan penurunan permukaan tanah, terutama di wilayah pesisir pantai utara (pantura) Jawa.

Kawasan pantura Jawa menyumbang sekitar 20,7% PDB melalui kegiatan industri, perikanan, transportasi, dan pariwisata. Data ini berdasarkan hasil studi JICA 2020.

Tak hanya itu, wilayah pantura juga merupakan tempat tinggal penduduk yang cukup padat, dengan estimasi jumlah penduduk lebih dari 50 juta jiwa.

5. Ancaman Ekonomi dan Kehidupan Jutaan Masyarakat

Airlangga juga menjelaskan bahwa ancaman banjir rob dan penurunan muka tanah tak hanya membahayakan keberlangsungan aktivitas ekonomi, tetapi juga kehidupan jutaan masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut yang berpotensi dapat terkena dampak bencana.

“Diperkirakan setidaknya terdapat 70 Kawasan Industri, 5 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 28 Kawasan Peruntukan Industri, 5 Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri,” jelas Airlangga dilansir Antara.

6. Butuh Waktu 30-40 Tahun

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menilai megaproyek giant sea wall kemungkinan akan terwujud 30-40 tahun mendatang.

“Tadi lihat untuk fase pertama saja itu Rp164 triliun, mungkin semuanya nanti yang saya dengar, semuanya itu akan memakan 50-60 miliar dolar AS atau mungkin lebih,” tutur Prabowo.

Itulah tadi 6 fakta RI bangun tanggul raksasa supaya tak tenggelam. Pembangunan tanggul akan memakan banyak biaya dan waktu yang lama. Namun, hal ini menjadi salah satu upaya pemerintah untuk mengatasi banjir.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement