JAKARTA - Calon Wakil Presiden nomor urut 3 Mahfud MD menyinggung alokasi subsidi pupuk yang setiap tahun meningkat. Menurutnya ada yang janggal dalam anggaran pupuk subsidi.
"Petani semakin sedikit, lahan pertanian semakin sedikit tapi subdisi pupuk makin besar pasti ada yang salah, setiap tahun naik pasti ada yang salah," kata Mahfud dalam debat Cawapres, Minggu (21/1/2024).
Dalam kesempatan tersebut Mahfud juga berkomitmen bahwa kekayaan Sumber Daya Alam harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kemakmuran rakyat.
"SDA harus dikelola untuk kemakmuran rakyat, SDA kita sangat kaya tapi pangan kita belum berdaulat," tegasnya.
Sebelumnya, Calon Presiden (Capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo menawarkan program KTP Sakti sebagai salah satu upaya mengatasi masalah kelangkaan pupuk bersubsidi dan harga yang meroket bagi kalangan petani.
"Kami waktu di Jawa Tengah, punya pengalaman. Akhirnya kami tahu, berapa jumlah petani, tanahnya luasnya berapa, yang buruh tani berapa, siapa yang bisa mengakses itu. Maka kenapa saya dorong, ini KTP Saktinya, agar bisa menjadi basis data untuk bisa mengurai itu," kata Ganjar kepada wartawan di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Kamis (18/1/2024).
Ganjar pun menyebut jika permasalahan data tersebut sudah selesai selanjutnya bisa menambahkan subsidi pupuk hingga membuat pabrik pupuk secara mandiri.
"Nah kalau sudah ketemu apa yang dilakukan? Ya kamu tambahin subsidi pupuk boleh, pupuknya diperoleh dari impor silakan, tapi kalau mau mandiri ya buat pabrik pupuk baru. Hitungan kita 3 ya. Nah kalau ini bisa kita lakukan mungkin bisa menggenapi kekurangan," ujarnya.
Lebih lanjut, Ganjar juga mempertimbangkan kelanjutannya dengan cara meramu pupuk organik maupun pengganti organik.
"Tapi, menjaga sustainabilitasnya (kelanjutan) dengan cara meramu dengan pupuk organik atau pengganti organik, penting juga," tuturnya
(Taufik Fajar)