JAKARTA - Sekjen Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) Meidy Katrin Lengkey pun menuntut adanya solusi karena nikel kebanggaan RI dan merupakan cadangan nomor 1 di dunia.
Nikel pun menjadi pembahasan menarik selama sepakan ini. Bahkan Menko Luhut sampai menyindir mantan Kepala BKPM Thomas Lembong soal nikel.
Berikut ini Okezone telah merangkum fakta-fakta mengenai penambang ungkapkan kekhawatiran terhadap hilirisasi nikel, pada Minggu (28/1/2024).
1. Adanya Pembatasan
Pemerintah menyebutkan langkah-langkah yang harus ditindaklanjuti, salah satunya adalah pembatasan atau bahasa APNI adalah stop dahulu pabriknya agar jangan 'jor-joran' karena over target dan oversupply.
"Kekhawatiran kami bukan hanya karena kebutuhan dunia mengenai produk olahan nikel Indonesia tapi juga kita sangat amat khawatir, pertama mengenai cadangan nikel akan berkurang, kedua kita juga konsen dong masalah environmental," jelas Meidy
2. Dampak Lingkungan
Meidy khawatir mengenai cadangan nikel yang akan berkurang, selain itu pemerintah juga harus fokus terhadap masalah environmental.
Menurut APNI, kita sudah harus memikirkan dampak lingkungan terhadap pengolahan hasil tambang ini, bukan hanya nikel, tetapi tambang yang lain juga.
3. Fokus Keselamatan Kerja
Pemerintah juga diminta fokus keselamatan kerja, menurut Meidy akhir-akhir ini banyak terjadi kecelakaan kerja di pabrik.
"Nah pembenahan mendukung pabrik-pabrik yang sudah ada, stop meng-invite pabrik yang baru tapi bagaimana kita meng-invite pabrik hilir, itu barang jadi," tegas Meidy.
4. Menarik Investor untuk Investasi
Meidy juga menegaskan bagaimana cara kita mengundang investor untuk berinvestasi di Indonesia. Untuk baterai, bagaimana Indonesia bekerja sama dengan negara-negara penghasil lithium dan graphite, karena nikel bukan berdiri sendiri, masih ada mineral pendukung untuk menjadi baterai cell.
(Feby Novalius)