JAKARTA - Menteri ESDM Arifin Tasrif akan membenahi infrastruktur ketenagalistrikan di Indonesia sebelum melakukan pensiun dini operasional Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Kendati sebelumnya, Arifin mengungkapkan bahwa pensiun dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cirebon-1 menjadi proyek prioritas yang akan dilakukan dengan menggunakan skema pendanaan Transisi Energi Berkeadilan (Just Energy Transition Partnership/JETP).
Namun diakuinya, masalah infrastruktur ketenagalistrikan memang masih harus dibenahi, salah satunya seperti jaringan transmisi.
"Kita kayaknya harus benahi dulu infrastruktur jaringan, supaya bisa dioptimalkan semua. Jadi baru kita bisa liat keseimbangan dimana dan bikin keseimbangan baru juga. Transmisinya tuh udah optimum apa belum. Kalau belum ya itu," jelas Arifin di Kantor Direktorat Jenderal Minyak dan Gas (Ditjen Migas), Jakarta, Sabtu (17/2/2024).
Sebab, pemerintah juga telah menargetkan 4,8 Giga Watt (GW) PLTU dipensiunkan dini pada 2030 menggunakan skema pendanaan Just Energy Transition Partnership (JETP).
"Ya kita juga menganggap isu investasi (infrastruktur) itu dalam program JETP. Kan no transmission no transition," ujarnya.
Arifin juga menambahkan, rencana pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur sebelum melakukan pensiun dini PLTU juga mendapatkan respon yang baik dari negara pendonor.
"Komitmenya sih mereka sudah ada. Kita udah ada pemetaan 4,8 yang bisa pensiun kan. Dengan kriteria evaluasi. Infrastruktur juga masuk ke dalam JETP dan mereka sambut baik kok," terangnya.
Arifin mengungkapkan, dorongan untuk memperbaiki infrastruktur ini juga masih sesuai dengan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).
"RUPTL ini jadinya infrastruktur mana yang perlu diprioritaskan. Yang sekarang aja belum tercapai. Usulan barunya belum ada kan. Kita mau evaluasi kan rujukan RUPTL kemarin, masalahnya dimana, kenapa gak jadi, mana yang harus kita perbaiki," pungkasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)