Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Emak-Emak Curhat Harga Beras dan Cabai Mahal Banget

Iqbal Dwi Purnama , Jurnalis-Jum'at, 23 Februari 2024 |16:33 WIB
Emak-Emak Curhat Harga Beras dan Cabai Mahal Banget
Harga Pangan Naik Dikeluhkan Emak-Emak. (Foto: Okezone.com/MPI)
A
A
A

JAKARTA - Harga bahan pangan pokok mengalami lonjakan menjelang bulan Puasa. Saat ini harga beras sudah naik menjadi Rp16 ribu untuk jenis beras premium, sedangkan untuk beras medium berada rerata seharga Rp14 ribu lebih per kilogram.

Selain itu, harga cabai merah di Pasar Kramat Jati Jakarta Timur sudah mencapai Rp100 ribu per kilonya, baik untuk harga cabai merah keriting, maupun harga cabai rawit merah perkilonya.

Menyikapi fenomena naiknya harga kebutuhan pokok tersebut, MNC Portal mencoba kepada beberapa emak-emak di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur. Naiknya harga beras dan cabai utamanya, membuat mereka harus mengurangi porsi makan.

Eni (57) tahun merupakan pedagangan makan kering di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur. Naiknya harga bahan pangan tersebut harus dirasakan pahit olehnya karena tidak seimbang dengan pendapatannya hasil berdagang makanan-makanan kering di Pasar Kramat Jati.

"Gimana ya, sedih, gimana ya kok bisa naik banget, pokoknya mohon saja kepada Pemerintah untuk diturunin, lagi dagangan sepi, keadaan lagi naik semua gini, segalanya naik, beras, cabai, gula, pokoknya semua kebutuhan naik," ujar Eni saat ditemui MNC Portal, Jumat (23/2/2024).

Naiknya harga beras yang diikuti bahan pangan pokok lainnya membuat Eni yang saat ini tinggal hidup bersama sang suami, kini harus mengurangi porsi makannya, hal itu menjadi siasat agar tidak setiap saat membeli bahan pokok yang saat ini harganya tengah mengalami kenaikan.

"Sedikit saja belanja, tidak usah stok lah, 3 hari beli lagi, tidak usah tiap hari (belanja). Saya berharap kepada Pemerintah harga diturunin lah," sambungnya.

Salah seorang pedagang warung makan di Pasar Kramat, Maya (49) juga berpendapat yang tidak jauh berbeda dengan Eni dalam mensiasati naiknya harga bahan pangan yang saat ini tengah terjadi di pasaran. Maya yang sehari hari menggunakan cabai sebagai pelengkap masakan itu kini harus menghadapi pedasnya harga cabai.

Alih-alih menaikan harga barang dagangannya di tengah lonjakan harga bapok, Maya justru menyiasatinya dengan mengurangi porsi makan para pelanggan. Tidak jarang, maya juga terpaksa bersikap bohong kepada pelanggan jika hendak meminta lebih banyak sambal atau cabai.

"Kita kayak orang lagi pelit aja, pura-pura cabai habis, padahal mah ada, cuma ya kita kurangin aja, biasa sehari habis sekilo sekarang dikurangi pakai cabainya," kata Maya.

Maya justru lebih khawatir ketika barang dagangannya dinaikan untuk menyikapi tingginya harga bapok itu bisa membuat pelanggannya kabur mencari warung makan lain yang punya harga lebih murah. Sehingga bertahan menjadi satu-satunya Maya demi survive di tengah lonjakan harga pangan saat ini.

"Kalau menaikkan harga, karena kita kan warung bukan satu orang ya, kalau naik sedikit pada pindah," sambungnya.

Salah seorang pedagang sayuran, Zahra (53) menyebutkan harga cabai yang saat ini tembus Rp100 ribu perkilo sudah terjadi sejak 3 hari yang lalu. Padahal, belum lama Zahra mengaku menjual cabai di harga Rp60 ribu perkilo.

Pengurangan penggunaan cabai atau bahan pokok yang diceritakan oleh Maya dan Eni diatas dirasakan langsung oleh Zahra selaku pedagang. Zahra mengaku belakangan masyarakat mulai mengurangi pembelian cabai sejak harganya terkerek menjadi Rp100 ribu.

"Banyak pembeli yang nurunin pembeliannya, biasanya beli setengah kilogram jadi beli seperempat, biasanya 1/4 kilogram jadi belinya Rp10 ribu," tutupnya.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement