JAKARTA - Kerja sama antara Pertamina melalui subholding gas, PT PGN dan PT MRT Jakarta sejalan dengan komitmen mendorong energi bersih.
"Ya (cukup bersih). Meski dari fosil, tapi emisi gas paling rendah dibandingkan batu bara. Maka kita sebut transisi energi dari fosil ke renewable energy. Ini sesuai dengan komitmen dan kampanye (tentang energi bersih),” kata praktisi migas Hendra Jaya di Jakarta, Senin (26/2/2024).
Dia mendukung pengembangan bisnis jaringan gas PGN, apalagi hal tersebut merupakan langkah positif sebagai upaya transisi energi dalam upaya menuju target net zero emission (NZE) di 2060.
"Dalam transisi energi, penggunaan gas biasa dilakukan. Karena itu tadi, emisi paling rendah," katanya.
Pada sisi lain, dia menilai sebagai ekspansi pasar gas, langkah PGN menggunakan menyalurkan gas kepada MRT juga merupakan langkah strategis.
Selain merambah market yang selama ini belum tersentuh, kerja sama dengan MRT juga dilakukan melalui pemanfaatan infrastruktur jaringan yang sudah ada sebelumnya.
Melalui kerja sama tersebut, pengelola makanan di tenan-tenan stasiun misalnya, bisa memanfaatkan jaringan gas, selain itu penyewa tenan di stasiun juga diuntungkan, karena harga gas lewat jaringan memang lebih murah.
"Sebagai ekspansi market, bagus itu, semua segmen bisa diambil PGN. Selain itu, karena jalur MRT juga merupakan jalur utama pipa gas PGN. Makanya, kalau PGN menjual ke pengelola MRT tentu lebih mudah. Tinggal bikin jalur distribusi pipa ke stasiun-stasiun MRT tadi," katanya.
Sebelumnya, PGN menjalin kerja sama dengan PT MRT Jakarta terkait rencana perluasan pemanfaatan jaringan gas kota di sepanjang jalur Kawasan Berorientasi Transit atau Transit Oriented Development (TOD) MRT DKI Jakarta.
Kerja sama melalui penandatangan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MOU) kerja sama bisnis gas bumi pada kawasan TOD MRT Jakarta.
(Dani Jumadil Akhir)