Menurut data, perusahaan masih mencatatkan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp3,38 triliun hingga kuartal III-2024.
“Sebenarnya nama Bukopin memiliki image bagus di beberapa orang, tapi memiliki image kurang baik untuk sebagian masyarakat. Sebelum melakukan pergantian nama, kami melakukan survei di mana terlihat 80% partisipan lebih memilih nama KB Bank dibanding Bukopin,” ujarnya.
Sementara itu, Adopsi teknologi Next Generation Banking System (NGBS) dari KBFG menjadi bentuk kolaborasi grup untuk mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan. Pada Juli 2024, pihaknya akan memiliki perubahan besar dari segi IT dan digital banking.
"Kami harap menyediakan pelayanan digital yang lebih baik, satu per satu pelayanan lebih baik," ujarnya.
(Dani Jumadil Akhir)