2. Opsi Daftar Menu Harian
SMP Negeri 2 Curug membuat 4 opsi menu harian dengan total biaya Rp15 ribu per anak. Adapun daftar menu 1 terdiri dari ayam goreng tepung, perkedel, sayur capcay, dan pisang. Daftar menu 2, nasi, semur telur, tempe goreng tepung, tumis buncis wortel dan pisang
Selanjutnya, daftar menu 3 (gado-gado) , lontong, tahu goreng, telur rebus, bumbu kacang, kol, wortel sawi, dan pisang. Daftar menu 4 (siomay) , kentang siomay, telur rebus, bumbu kacang, tahu kukus, kol, pisang.
3. Dorong Sektor UMKM Lingkungan Sekolah
Menko Airlangga menilai adanya program makan siang gratis ini mampu mendorong sektor UMKM di lingkungan sekolah. Sebab, jika melihat SMP 2 Curug Sendiri, pengadaan makan siang sendiri oleh pihak ketiga atau UMKM yang berada di lingkungan sekolah.
"Bagaimana melibatkan UMKM dengan gizi yang terjaga dan higienis, ini saah satu sekolah dengan kantin bersih sehat. Dengan demikian ini memenuhi persyaratan untuk meningkatkan gizi anak sekolah," katanya.
4. Respon Positif Siswa
Program makan siang gratis ini mendapat respon positif khususnya bagi Zakia, siswa kelas 9 di SMPN 2 Curug. Sebab bisa menghemat pengeluarannya untuk membeli makan siang. Sehingga harapannya, uang jajan bisa ditabung atau bisa dialokasikan untuk membeli keperluan lainnya.
"Cukup baik sih program ini, jadi mengurangi pengeluaran jajan, karena kan mau ujian praktek juga, kalau biasanya jajan 15 ribu, jadi bisa ditabung," lanjutnya.
5. Reaksi Siswa Mengeluh
Salah seorang siswa Kelas 9, Rizki mengaku untuk porsinya cukup membuat kenyang, namun memang untuk lauk tumis buncis teksturnya dirasa masih cukup keras.
"Telor semur, tempe goreng, rasanya enak. Tapi lauknya kurang di buncis, buncisnya terlalu keras," ujar Rizki.
Zakia juga menilai buncisnya masih terlalu keras untuk dikunyah."Lauknya enak, tapi buncisnya masih keras," sambung Zakia.
6. Simulasi Makan Siang Gratis Dinilai Tidak Etis
Calon Wakil Presiden (Cawapres) Nomor urut 3, Mahfud MD menilai simulasi makan siang gratis tersebut tidak etis karena menjadi program capres-cawapres lain namun diimplementasikan sebelum pelantikan presiden baru setelah 20 Oktober mendatang.
“Seharusnya program itu tidak dibicarakan sekarang, menunggu presiden baru dilantik, apakah Anies, Prabowo, dan Ganjar yang memenangkan Pilpres,” ujarnya
(Taufik Fajar)