“Yang pertama adalah customer kita itu, terutama enterprise, mulai semakin cerdas literasi ICT-nya, semakin bagus tuntutannya, juga semakin banyak kebutuhan market. Sekarang itu sudah mulai sangat terkustomisasi, jadi sekarang ini tidak bisa lagi pelaku ICT industri itu memberikan customer dengan layanan yang kami miliki, tapi lebih kepada apa yang dibutuhkan oleh customer,” jelasnya
“Dan bagaimana kami mensolusikannya. Jadi, kata kuncinya adalah semua pemain ICT harus lebih inovatif,” tambahnya.
Yang kedua, menurut Ahmad adalah tren teknologi. Saat ini, tren teknologi sangat berkembang pesat. Bahkan dalam jangka waktu dua sampai tiga tahun, teknologi bisa menjadi absolut.
Jika dulu, ketika membuat bisnis plan yang konvensional membuat depresiasi antara 5 sampai 10 tahun. Saat ini sudah tidak bisa dilakukan karena kalau masih berpedoman pada hal tersebut, akan terjadi kerugian yang sangat besar.
Ahmad menjelaskan, untuk mengatasi kondisi tersebut dengan cara melakukan strategic partnership dengan pemilik teknologi itu sendiri. Dengan begitu, para pelaku ICT industri tidak dapat bermain sendiri.
“Mau tidak mau, kita harus melakukan yang namanya strategic partnership dengan pemilik teknologi itu sendiri. Jadi, kita nggak bisa lagi lagi dengan model bisnis seperti dulu, kita bermain sendiri, terus kita beli, dan lain sebagainya. Strategic partnership adalah kata kunci yang kedua,” ujarnya.
Yang ketiga membahas mengenai internal korporasi masing-masing. Para korporasi ICT industri harus terus menerus melakukan improvement dalam internalnya. Dengan banyaknya produk dan layanan yang dipesan kepada customer, membutuhkan platform IT yang semakin berbeda-beda. Dan sebuah korporasi harus mampu mengintegrasikan IT tersebut.
Sehingga, para pelaku ICT industri dituntut untuk memiliki kapabilitas dan kompetensi yang terus-menerus di improve.
“Yang ketiga, di internal korporasi sendiri. Para korporasi ICT industri harus terus menerus melakukan improvement dalam internalnya. Dengan banyaknya produk dan layanan yang dipesan kepada customer, membutuhkan platform IT yang semakin berbeda-beda. Dan sebuah korporasi harus mampu mengintegrasikan IT tersebut. Sehingga, para pelaku ICT industri dituntut untuk memiliki kapabilitas dan kompetensi yang terus-menerus di improve,” jelasnya.
(Dani Jumadil Akhir)