Rina pun merasa perlu meningkatkan nilai tambah pada produk agar semakin meyakinkan pembeli. Akhirnya Rina ikut komunitas pengusaha, yang didukung oleh Bank BRI.
Komunitas itulah yang mendewasakan Rina sebagai wirausaha. Di komunitas itu, Rina bisa mendapatkan cara berjualan, evaluasi produk, hingga channeling berbagai kegiatan.
Seiring berjalannya waktu, tak terasa sudah empat tahun berlalu. Rina resmi melanjutkan tongkat estafet dari Almarhum Ibu Mertua, sebagai pengusaha rempeyek. Rina berhasil memperkenalkan rempeyek buatannya dengan brand 'Rempeyek Queen'.

Sebagai produsen, Lebaran adalah momen di mana banyak pesanan. Maklum saja, rempeyek adalah makanan pendamping yang cocok dihidangkan di Hari Raya Idul Fitri. Selain cocok dengan opor ayam, rempeyek juga nikmat sebagai pendamping menu favorit, yakni bakso.
Untuk menjaga kualitas rasa dan tekstur, Rina hanya membatasi pemesanan sebanyak 50 stoples besar. Itu pun dengan catatan sudah tidak menerima pesanan sejak satu minggu dari hari H Lebaran.
Bukan hanya rasa dan tekstur, Rina juga harus memikirkan bagaimana agar rempeyek tidak hancur saat tiba di tangan pembeli. Kemasan menjadi salah satu faktor penting.
“Makanya saya enggak berani kirim barang lewat jasa layanan antar. Saya lebih sering kirim sendiri supaya tetap terjaga,” tegas Nasabah Bank BRI Otista Regional Officer 01, Jakarta Pusat, tersebut.
Sementara itu, dari sisi pembayaran, Rina sudah melengkapi dengan QRIS BRI. Kode QR didapatnya berkat fasilitas dari Bank BRI Kanca Otista.
Rina gigih meningkatkan diri dengan menambah fasilitas transaksi secara non-tunai. Awalnya sempat merasa bingung karena belum terbiasa. Namun, Rina terus berusaha beradaptasi dengan layanan scan QR code.
"Saya sekarang sudah masuk ke sistem pembayaran digital Bank BRI. Yang pasti kalau ditanya pembeli 'Bisa pakai QRIS tidak?' Saya bisa menjawab, 'Saya bisa'."
Layanan QRIS mempermudah transaksi pembayaran, sehingga di depannya diharapkan bisa memperkuat usaha rempeyek Rina.
(Rani Hardjanti)