Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Omset Penjual Gultik di Bulungan Blok M Tembus Belasan Juta Rupiah per Bulan

Widi Agustian , Jurnalis-Kamis, 04 April 2024 |13:20 WIB
Omset Penjual Gultik di Bulungan Blok M Tembus Belasan Juta Rupiah per Bulan
Purnomo Setiawan, salah satu penjual gultik di Bulungan Blok M, Jakarta Selatan. (Foto: Widi A/Okezone)
A
A
A

JAKARTA – Gultik alias gulai tikungan merupakan tempat makan yang popular di daerah Jakarta Selatan (Jaksel). Terletak di Blok M, tepatnya di daerah Bulungan, para penjual gultik berjejeran.

Purnomo Setiawan merupakan salah satu penjual gultik di daerah tersebut. Dia mulai belajar menjual gultik hanya sebagai pekerja pada awalnya. Kini, bapak dua anak ini mengelola lima lapak dengan total omset belasan juta rupiah.

Pria asal Sukoharjo, Jawa Tengah ini mengungkapkan jika dirinya bekerja dalam menjual gulai pada tahun 2003. Saat itu, dia menjalani peran sebagai “anak buah” selama satu tahun.

“Lalu saya kerja di tempat lain sebagai security. Terus ada space pangkalan (lapak untuk berjualan gulai). Jadi saya mangkal di sana pada tahun 2008,” kata Purnomo saat ditemui di salah satu lapak jualannya yang berada tepat di depan SMA Negeri 70 Jakarta, Bulungan, Jakarta Selatan.

Pada awalnya, dia bercerita jika saat dia bekerja sebagai security dia juga sambil menjalani peran mengelola lapak gultiknya. “Baru fokus, dalam artian tidak ada pekerjaan lain itu pada tahun 2017 awal,” jelas dia.

Sekarang ini, dia mengelola lima lapak gultik. Dalam mengelola tempat-tempat berjualan tersebut, dia mengaku menjalaninya berbarengan dengan mitra-mitranya. Sistem kerjasama yang dilakukan biasanya bergantian dalam menjual gulai di lapak tersebut. Jam berjualan yang dilakoni adalah mulai pukul 17.00 WIB hingga 04.30 WIB.

Sekarang ini, dia mengaku lapaknya rata-rata menjual nasi gulai sekira 2-3 liter beras pada hari-hari biasa. Jumlah itu sekira 60 porsi dengan harga Rp10.000 per porsi. Sementara jika malam Minggu, bisa habis sekira 6 liter beras. Dia juga menyediakan sate usus, kulit dan ati ampela untuk melengkapi hidangan.

“Tapi kalau yang di dekat bundaran, itu masih bisa habis 9-10 literan,” ucap dia.

Purnomo Setiawan, salah satu penjual gultik di Bulungan Blok M, Jakarta Selatan. (Foto: Widi A/Okezone)

Dalam sebulan, dari lapak-lapak yang dia kelola, dirinya mengantongi omset sekira Rp15 jutaan-Rp16 jutaan. “Kalau (lapak) yang di tikungan bisa Rp1,5 juta-Rp2 juta per minggu. Kalau yang lainnya, mungkin sekitar Rp500.000, tapi kadang bisa lebih juga,” kata dia.

Dari kerja kerasnya berjualan gultik selama bertahun-tahun, saat ini Purnomo sudah memiliki sebuah rumah yang dia beli sendiri. “Alhamdulillah, sudah punya rumah sendiri di kampung sekarang ini,” kata dia.

Ekspansi usaha yang dilakoni Purnomo tidak lepas dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI). Dirinya tercatat sebagai debitur kredit usaha rakyat (KUR). Dia meminjam dana sebesar Rp100 juta pada tahun lalu dengan lama pinjaman selama dua tahun.

“Untuk nambah modal jualan dan untuk di kampung juga,” sebut dia.

Sebagai informasi, pada tahun 2023 terdapat penurunan target penyaluran KUR yang diberikan oleh pemerintah kepada BRI. Sebelumnya, target penyaluran KUR BRI pada 2023 mencapai Rp270 triliun. Kemudian direvisi menjadi Rp194,4 triliun.

Adapun pada periode Januari-Oktober 2023 BRI telah menyalurkan KUR sebesar Rp123,51 triliun kepada 2,7 juta debitur.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement