JAKARTA - Eskalasi konflik timur tengah antara Iran dengan Israel dinilai tidak begitu berpengaruh secara langsung terhadap bursa saham Indonesia.
Head of Institutional Research Sinarmas Sekuritas (SimInvest) Isfhan Helmy mengatakan, di tengah meningkatnya ketegangan setelah serangan Iran terhadap Israel, pasar minyak bersiap menghadapi potensi volatilitas.
Peluncuran lebih dari 300 drone dan rudal Iran ke Israel pada akhir pekan lalu menandakan peningkatan yang signifikan, sehingga mendorong investor untuk memantau dengan cermat tanggapan Israel.
"Meskipun harga minyak mentah Brent melonjak ke level tertinggi dalam enam bulan di USD92,18 per barel sebagai antisipasi tindakan pembalasan, dampak sebenarnya terhadap pasar lebih terkendali," ujarnya.
Penghancuran lebih awal terhadap sebagian besar rudal yang masuk oleh Israel dan sekutunya menunjukkan reaksi pasar yang lemah, dengan sedikit gangguan terhadap pasokan minyak dari anggota OPEC. Namun, masih ada kekhawatiran mengenai potensi eskalasi lebih lanjut dan dampaknya terhadap pasar energi global.
Konflik Israel-Iran membawa konsekuensi besar, mengingat status Iran sebagai anggota pendiri OPEC dan produsen minyak yang signifikan, dengan menyumbang sekitar Rp3,2 juta barel per hari. Dengan meningkatnya ketegangan geopolitik yang telah mempengaruhi harga minyak, tren saat ini mengarah pada potensi risiko penurunan yang lebih tinggi, yang berpotensi mendorong harga turun menjadi USD75 pada akhir tahun.
Namun, pergerakan berkelanjutan di atas USD100 per barel kemungkinan besar tidak terjadi tanpa adanya gangguan pasokan yang signifikan. Sementara itu, dampak yang lebih luas terhadap perekonomian global semakin besar, dengan meningkatnya kekhawatiran terhadap tekanan inflasi dan respons kebijakan bank sentral.
"Ketika pasar menunggu langkah Israel selanjutnya dan potensi eskalasi lebih lanjut, investor tetap waspada terhadap perkembangan apa pun yang dapat berdampak pada harga minyak dan stabilitas ekonomi yang lebih luas," ujarnya,
Situasi ini menggarisbawahi lemahnya keseimbangan antara ketegangan geopolitik dan fundamental pasar, dengan potensi kejadian tak terduga yang dapat memicu perubahan signifikan pada harga minyak dan prospek ekonomi global.
Mengingat kompleksitas situasi ini, kami akan memantau dengan cermat perkembangan geopolitik dan potensi dampaknya terhadap pasar minyak dan dampak keseluruhannya terhadap lingkungan inflasi serta arah kebijakan suku bunga.