Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Berawal dari Pinjaman, Pria Ini Sukses Jadi Bos Siomay dan Sejahterakan Karyawan

Andri Bagus Syaeful , Jurnalis-Selasa, 30 April 2024 |14:48 WIB
Berawal dari Pinjaman, Pria Ini Sukses Jadi Bos Siomay dan Sejahterakan Karyawan
Berawal dari Pinjaman, Pria Ini Sukses Jadi Bos Siomay dan Sejahterakan Karyawan (Foto: Okezone/MPI)
A
A
A

DEPOK - Terjun dalam dunia usaha memang dibutuhkan keberanian, tetapi dengan perhitungan yang matang. Hal itu dilakukan Wasis Nuriman sebagai pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Siomay Gondrong di Depok, Jawa Barat.

Wasis memang punya jiwa usaha sejak masih muda. Pasalnya, dia pernah gonta-ganti usaha dan akhirnya memantapkan hatinya dengan berjualan siomay yang membawanya ke sebuah kesuksesan.

Pria kelahiran Nganjuk 5 Agustus 1978 itu pada 2010 diminta membantu saudaranya untuk mengelola Siomay Gondrong di Depok. Sebab, usaha itu terus mengalami kerugian beberapa tahun terakhir di sana.

Sebenarnya, Siomay Gondrong di Depok adalah cabang lain dari yang berada di Pondok Gede. Di Pondok Gede adalah awal mula adanya siomay itu yang diberikan nama "gondrong" karena rambut pemiliknya gondrong.

"Saya ikut bantu dan alhamdulillah malah berkembang karena penjualan terus meningkat. Awalnya Siomay Gondrong di Depok hanya lima pedagang dengan sepeda motor," kata Wasis saat ditemui Okezone belum lama ini.

Wasis pun diminta saudaranya untuk mengambil alih secara penuh Siomay Gondong cabang Depok. Namun, dia harus membayar nominal yang cukup lumayan saat itu untuk mendapatkan kepemilikan.

"Saya harus membeli dengan harga Rp200 juta untuk lima sepeda motor, alat operasional lainnya dan legalitas nama Siomay Gondrong cabang Depok," ujarnya.

Dia pun rela meminjam uang dengan keluarganya untuk membayar pemilikan tersebut. Oleh dikarenakan, dia meyakini usaha itu akan berkembang pesat jika dikelola dengan baik dan konsisten.

"2014 saya kelola sepenuhnya sendiri. Awalnya 5 unit sepeda motor untuk berjualan dan saat ini sudah memiliki 18 unit. Saya juga sudah membuka cabang di Sawangan dengan awal lima unit kendaraan operasional," katanya.

Berusaha Sejahterakan Karyawan

Wasis dalam membangun usaha memang tidak memikirkan kepentingan diri sendiri saja. Sebab, dia pun berusaha sejahtera karyawannya agar mereka nyaman bekerja dan usahanya mendapatkan keberkahan.

Oleh karena itu, dia menerapkan dua pola kerja. Pola pertama gaji harian untuk karyawan baru dan bagi hasil untuk karyawan yang terus berkembang dalam berdagang.

"Karyawan baru saya gaji Rp150 per hari. Sebab, mereka masih penjajakan dan biasanya baru mampu menjual siomay di bawah 200 buah. Kalau karyawan sudah berkembang dengan pola bagi hasil. Sebab, mereka mampu menjual siomay 200-700 buah dalam satu hari. Mereka akan saya bayar Rp900 perak dari setiap siomay yang dijual Rp3 ribu," ucapnya.

Dia pun tidak memangkas penghasilan karyawan saat dagangan ada yang tidak habis. Jadi, dia sangat kesal saat ada karyawan yang menurunkan porsi dagangan yang di bawa untuk berjualan.

"Saya minta mereka membawa sebanyak-banyaknya dan jangan menurunkan porsi. Sebab, mereka tidak rugi saat enggak laku. Saya yang menanggung," ujarnya.

Saat ini Wasis mempekerjakan sekitar 25 karyawan. Dia nilai banyak yang ingin bekerja dengannya, tetapi unit usaha belum bisa ditambah untuk saat ini.

"Rencana akan menambah karyawan saat sudah buka cabang baru. Maunya, di Bintaro," katanya.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement