“Semua yang merancang (merek-merek lokal baru) adalah orang-orang milennial. Sehingga dia otomatis gaya sepatunya semua adalah gaya anak muda. Jadi setiap merek ada zamannya,” ujarnya.
Yuswohady menambahkan bahwa industri alas kaki di Indonesia perlu cerdas menggaet generasi Z dan milennial. Kedua generasi tersebut memiliki ciri daya beli yang tinggi di era modern.
“Pendapatan yang besar, adanya itu di Milennial. Ketika Milennial itu menguasai pasar, tetapi Bata tidak mampu melakukan regenerasi konsumen. Makanya dia penjualannya (menurun),” kata Yuswohady.
Baca Selanjutnya: Tutup Pabrik, Sepatu Bata Gagal Kuasai Pasar Milenial dan Gen Z
(Feby Novalius)