JAKARTA - Viral sebuah video menampilkan ratusan pria dan wanita didominasi Generasi Z antre melamar pekerjaan di sebuah warung seblak. Fenomena dipandang menjadi krisis keterbukaan lapangan kerja yang menjangkiti usia angkatan kerja Indonesia dewasa ini.
Senior Ekonom Indef Tauhid Ahmad menjelaskan, fenomena berbondong-bondongnya Gen Z melamar pekerjaan di warung seblak daerah Ciamis, Jawa Barat tersebut, lantaran perpindahan industri ke daerah yang lebih murah menerapkan upah minimum bagi pekerjanya.
"Kondisi ini diakibatkan oleh industri-industri yang berpindah ke daerah yang menetapkan upah yang lebih rendah," ujar Tauhid, Sabtu (25/5/2024).
Menurutnya, implikasi perpindahan industri tersebut mengakibatkan daerah yang memiliki kepadatan tenaga kerja, tidak mampu memenuhi permintaan kebutuhan lapangan kerja.
"Tingkat upah yang lebih tinggi dalam suatu daerah, mengakibatkan industri lebih memilih mencari labour cost yang lebih murah. Seperti di Jawa Barat tadi, industri yang ada disana kebanyakan berpindah ke Jawa Tengah," tutur Tauhid.
Terlebih, Tauhid memandang ketersediaan angkatan kerja yang melimpah di daerah, memiliki tantangan kompetisi dalam hal kualifikasi keahlian dan pendidikan. Maka situasi tersebut mengakibatkan usia angkatan kerja yang ada bersaing di sektor informal dan produksi jasa di daerah.
"Jadi kualifikasi tenaga kerja kita di daerah, tidak bisa memenuhi kebutuhan industri karena bersaing dengan tenaga kerja di kota-kota besar yang cenderung memiliki sistem pendidikan yang lebih baik," ungkap Tauhid.